TIMIKA – Para petani di Kelurahan Wonosari Jaya (SP 4) mengeluhkan hasil panen yang melimpah ruah namun tidak dibarengi dengan penjualan yang maksimal. Petani-petani di Distrik Wania ini sudah membeli bibit pertanian yang cukup mahal namun kurang mendapat hasil penjualan karena tidak ada koperasi tani yang menampung hasil panen mereka. Karena masalah ini, para petani mengeluh kepada Anggota DPRD Mimika, Parjono yang menggelar agenda reses tahap I di Dapil II, Minggu sore, (28/03/2022).
Keluhan soal tidak aktifnya lagi koperasi tani disampaikan salah satu petani, Yulianto yang berdomisili di RT 3 SP 4. Yulianto mengatakan, sejak lama koperasi tani sudah tidak aktif lagi. Koperasi tani di masing-masing kampung ini ia harapkan dapat diaktifkan agar hasil panen mereka bisa ditampung dan mereka bisa mendapat hasil yang lebih baik ketimbang dijual di pengepul yang ada di pasar.
“Saya harap koperasi di masing-masing desa ini diaktifkan lagi karena panen diombang-ambingkan, kalau dulu masih ada koperasi, hasil panen bisa diambil, namun saat ini di monopoli oleh oknum dan penjualan bibit tanaman harganya terus naik,” jelasnya.
Lanjutnya, dinas teknis terkait juga diharapkan dapat mengontrol harga bibit tanaman agar biaya produksi bisa ditekan dan hasil panen bisa bermanfaat untuk petani itu sendiri.
Sementara itu, Hadi salah satu warga berharap agar pemerintah bisa membangun jalan dan drainase di belakang RSUD, sebab dengan jalan yang rendah, kerap terjadi banjir jika hujan lebat. Hal ini juga menyebabkan lahan petani tergenang.
“Kalau musim hujan, air tergenang. Warga di belakang RSUD selalu terkena genangan air, kalau bisa dibangun jalan dan drainase sepanjang 1 km lebar 2 meter untuk membangun jalan agar banjir bisa teratasi karena banjir juga masuk ke lahan warga,” ungkapnya.
Usulan lain datang dari ibu-ibu yang mewakili Majlis Ta’lim An Na’im. Ibu Sunarni mengusulkan agar ada pembangunan pagar dan genset untuk masjid.
Lainya, usul disampaikan oleh Hesti Edoway selaku Ketua RT 28 Kilometer 5 Kelurahan Kamoro Jaya. Agar wilayah mereka bersih, warga berharap adanya bantuan mesin babat dan mesin semprot rumput.
Menjawab usulan warga, Parjono yang juga Politisi Partai Gerindra ini mengungkapkan jika masalah pengaktifan kembali koperasi tani ini akan dikoordinasikan lagi.
Ia juga menyebut, rakyat beli bibit dengan harga mahal, tapi biasa pengguna malah mendatangkan hasil panen dari Jawa.
“Ini memang kurang adil bagi petani, rakyat ini yang saya rasakan. Petani bingung mau taruh di mana hasil panen. Saya juga setuju dari pada hasil panen dijual ke pasar, harus diambil oleh Freeport. Saya harap petani sabar lagi. Setelah ini saya akan bertemu pengurus koperasi,” jelas Parjono.
Dalam kesempatan ini, Anggota Komisi A DPRD ini mengatakan jika ia juga sudah memperjuangkan kepentingan warga petani. Yakni, salah satunya adalah masalah pupuk yang sudah di dengan nilainya Rp 200 juta, untuk SP 1 dan SP 4.
“Nanti saya sudah tunjuk di SP 1. Tetap akan didistribusikan di dua lokasi SP 1 dan SP 4. Ia harapkan semuanya bisa bersabar karena terus direspon dan diperjuangkan, karena anggaran untuk Pokir ini terbatas,” paparnya.
Lewat kesempatan ini, melalui Pokirnya di tahun lalu dan direalisasikan tahun ini yakni pembangunan Rumah Sehat Sederhana di Kamoro Jaya dan Wonosari Jaya, jalan cor kompleks Masjid Riyaduss Shalihin di Kamoro Jaya, pengadaan pupuk NPK untuk Petani SP 1 dan SP 4 , bantuan pembangunan masjid Baiturrahman Distrik Wania Wonosari Jaya, bantuan usaha peternakan ayam petelur kapasitas 2000 ekor lengkap dengan pakan, bibit dan kandang dekat Kampung Pasar Damai Baru Jalur 6 Ujung SP 4, peningkatan jalan cor Gang Hikmah, Gang Wili, Gang Hewel, depan Masjid An Nur Jalan Soponyono SP 4, pengadaan tiang lampu di Jalan Nusantara Km 5 Jalan Gang Nusantara Km 5 Kamoro Jaya dan penimbunan jalan SP 4. (*)
Komentar