TIMIKA, pojokpapua.id — Festival Seni Budaya Golden of Papuan Central (GOPC) yang digelar di pelataran Gedung Eme Neme Yauware, Kamis (29/5), bukan sekadar pertunjukan seni biasa. Lebih dari itu, festival ini menjadi simbol kebangkitan semangat baru, ruang inklusif, dan wadah pertemuan bagi para pegiat seni budaya di Kabupaten Mimika.
Pelaksana Tugas (Plt) Staf Ahli Bupati Mimika Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia, Yakobus Karet, dalam sambutannya menyampaikan bahwa GOPC dirancang sebagai wadah ekspresi seni, pelestarian tradisi, sekaligus ruang inovasi berbasis kearifan lokal Papua dan budaya nusantara.
“Kami ingin memberikan ruang seluas-luasnya kepada komunitas seni dan generasi muda untuk mengekspresikan identitas mereka secara kreatif, membangun jejaring, serta meningkatkan kualitas karya seni yang berdaya saing,” kata Yakobus.
Ia menegaskan bahwa Mimika bukan hanya kaya akan sumber daya alam, tetapi juga memiliki kekayaan budaya yang luar biasa—mulai dari cerita rakyat, tarian, musik, hingga kerajinan tangan yang sarat nilai luhur.
“Festival ini diharapkan menjadi jendela bagi dunia untuk melihat keindahan Papua, bukan hanya dari alamnya, tetapi juga dari kekayaan budayanya yang mendalam, penuh warna, dan menginspirasi,” ujarnya.
Ketua Sanggar Seni Sampari, Diego Armando Manaku, selaku penggagas GOPC, mengisahkan bahwa persiapan festival telah dimulai sejak Maret lalu, diawali dengan pembentukan panitia kecil pada November 2024.
“Karena ini merupakan penyelenggaraan pertama, kami memulainya secara terbatas dari lingkup komunitas sanggar sendiri, belum banyak melibatkan komunitas lain secara luas,” jelas Diego.
Ia mengakui bahwa penyelenggaraan tahun ini masih sangat bergantung pada swadaya dan manajemen komunitas, dengan dukungan terbatas dari sponsor seperti Telkomsel serta beberapa komunitas lokal. Namun, ia tetap optimis bahwa komunikasi dengan pemerintah daerah akan terus dibangun demi dukungan yang lebih kuat di masa depan.
“Kami bersyukur atas dukungan yang ada, dan berharap ke depan pemerintah daerah bisa lebih terlibat aktif dalam mendukung kegiatan seperti ini,” tambahnya.
Baik dari sambutan resmi maupun paparan Diego, tampak jelas semangat dan mimpi besar untuk menjadikan GOPC sebagai agenda tahunan yang mampu memberikan dampak luas. Tidak hanya dalam penguatan sektor seni dan budaya, tetapi juga mendorong pertumbuhan pariwisata, ekonomi kreatif, serta menumbuhkan kebanggaan generasi muda terhadap budaya lokal.
“Indonesia dikenal dengan kekayaan budaya yang luar biasa. Papua Tengah juga memiliki warisan budaya yang tak kalah kaya. Mari kita jadikan GOPC sebagai ajang tahunan yang menginspirasi, mempersatukan, dan melibatkan lebih banyak generasi muda ke depannya,” pungkas Diego.(*)
Komentar