oleh

KKR Internasional dan Leader Summit Digelar di Timika

TIMIKA, pojokpapua.id – Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Internasional digelar di Timika mulai Kamis hingga Jumat (10–11 April 2025) di Lapangan Eks Pasar Swadaya. Acara ini menghadirkan Pastor Henry Hinn dari Amerika Serikat dan diperkirakan akan dihadiri sekitar 8.000 peserta dari berbagai denominasi gereja.

Selain KKR, juga akan dilangsungkan Seminar Penguatan Pemimpin (Leader Summit) pada Jumat (11/4/2025) di Gedung Eme Neme Yauware, yang melibatkan tokoh agama, tokoh adat, serta para pemimpin daerah.

Dalam jumpa pers yang digelar di Gang Rama, Jalan Busiri Ujung, Daniel Pangau, pendamping Pastor Henry Hinn, menjelaskan bahwa tujuan utama KKR ini adalah untuk memperkuat iman umat melalui ibadah bersama, serta melayani mereka yang membutuhkan pemulihan dan penyembuhan secara rohani.

“KKR ini bukan hanya ibadah, tapi juga pelayanan penyembuhan bagi yang percaya dan beriman. Pastor Henry Hinn telah memulai pelayanan ini di Papua sejak tahun lalu, dimulai dari Jayapura, kini di Timika, dan rencananya akan dilanjutkan ke Merauke,” ujar Daniel.

Pastor Henry Hinn sendiri dikenal telah melakukan KKR di berbagai kota besar di Indonesia, mulai dari Manado hingga beberapa wilayah di Pulau Jawa. Di Timika, pelayanan ini terbuka bagi semua denominasi gereja seperti GKI, Pantekosta, Gereja Pertobatan, dan lainnya.

Ketua I Panitia KKR, Pdt. Feri Siku, menyebutkan bahwa tema utama KKR kali ini adalah “Penyembuhan Ilahi”, dengan doa dan pelayanan langsung oleh Pastor Henry Hinn.

Acara KKR ini mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak, antara lain Gubernur Provinsi Papua Tengah, Majelis Rakyat Papua (MRP), DPR Papua Tengah, serta Pemerintah Kabupaten Mimika.

Sementara itu, dalam Seminar Penguatan Pemimpin, para tokoh adat, pemimpin agama, serta pejabat daerah akan duduk bersama dan mendoakan masa depan Tanah Papua, khususnya menyambut periode lima tahun kepemimpinan di Provinsi Papua Tengah dan delapan kabupaten baru.

Fasilitator dari Jaringan Doa Papua, Pdt. Nus Titihawa, menegaskan pentingnya memulai kepemimpinan dengan spiritualitas dan doa bersama.

“Dengan terbentuknya Daerah Otonom Baru (DOB) serta pemimpin-pemimpin baru di Papua Tengah, penting bagi kita untuk mengawali langkah ini dengan doa sebagai landasan,” ujarnya.(*)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed