TIMIKA – Menyikapi kelangkaan minyak goreng, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mimika melakukan inspeksi ke gudang distributor hingga ke pelabuhan Pomako. Diperindag bersama tim dari Polres Mimika ingin mencari tahu kendala penyaluran minyak goreng hingga terjadi kelangkaan.
Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Mimika, Selfina Pappang yang ditemui di Pelabuhan Pomako mengungkapkan dari penelusuran di gudang distributor memang terjadi kekosongan minyak goreng. Setidaknya ada 8 distributor di Timika yang memasok minyak goreng.
“Kalau sekarang distributor di Timika rata-rata kosong. Adapun yang ada di distributor hanya kemasan kecil, terus Bimoli yang sekitar 3 hari lalu disupply ada 10 ton lebih langsung habis disalurkan,” ungkapnya.
Tim Disperindag kemudian mencari tahu langsung ke Pelabuhan Pomako, mengecek kontainer yang memuat minyak goreng sejak Januari. Tim menemukan ada sekitar 4 kontainer yang masih dalam keadaan tersegel atau belum dibongkar yang diperkirakan memuat sekitar 80 ton minyak goreng. Kemudian ada lagi kontainer yang akan tiba pada Kamis (24/3/2022) malam.
Dengan ketersediaan pasokan ini menurut Selfi, bisa memenuhi kebutuhan untuk beberapa saat kedepan. Kebutuhan minyak goreng di Mimika sekitar 300 ton per bulan itu termasuk untuk distribusi ke wilayah pegunungan.
Memastikan adanya stok minyak goreng yang sudah ada di Pelabuhan Pomako, Selfina mendesak distributor untuk segera membongkar kemudian mendistribusikan ke pasar karena minyak goreng sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Apalagi harga subsidi untuk minyak goreng sudah dicabut dan harga kini mengikuti mekanisme pasar. Jika pasokan sedikit sementara permintaan tinggi maka menyebabkan kenaikan harga. Di Timika sekarang ini, harga minyak goreng kualitas premium dijual mencapai Rp 30 ribu per liter di tingkat pengecer. Sedangkan distributor Ro 26.500 per liter.
Ia menyatakan untuk menekan harga, satu-satunya dengan memastikan pasokan. Makanya Disperindag mendesak distributor segera mendistribusikan minyak goreng agar harga bisa ditekan. “Kami minta segera dibongkar, kalau ada barang langka harus segera disupply ke pasar supaya tidak menyusahkan masyarakat,” tegas Selfina.
Ia menambahkan, awal terjadinya kelangkaan juga karena pembatasan pembelian di pabrik. “Awal kelangkaan bukan karena penimbunan tapi supply dari pabrik. Jadi itu hasil komunikasi kami dengan distributor memang dijatah dari pabrik,” paparnya.(*)
Komentar