oleh

Stok Menipis, Kadinkes Mimika Ingatkan Petugas Tidak Jual Obat Malaria

TIMIKA – Meski cenderung turun namun kasus malaria di Mimika masih terbilang tinggi.  Ini juga sejalan dengan kebutuhan obat. Situasi ini terkadang dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk meraup keuntungan dengan menjual obat malaria yang disediakan oleh Puskesmas.

Kepala Dinas Kesehatan Mimika, Reynold Ubra yang ditemui di Kantor Pusat Pemerintahan, Senin (30/5/2022) mengatakan stok obat malaria pada Instalasi Farmasi Kabupaten Mimika sekarang ini tersisa 400 blister yang diperkirakan hanya bisa bertahan sampai minggu ini.

Untuk memenuhi kebutuhan, Dinkes Mimika akan meminjam obat ke kabupaten lain. Sebab produksi oleh produsen menurut informasi pabrik belum membuat obat sampai akhir tahun. “Seluruh Indonesia dan Provinsi Papua mendapat pengiriman obat yang terbatas karena obat itu impor bahan bakunya,” ujar Reynold.

Dengan situasi ini maka ia mengimbau masyarakat untuk lebih mengutamakn pencegahan agar tidak terserang malaria. Dengan cara menjaga pola hidup sehat apalagi dengan kondisi cuaca dimana intensitas hujan cukup tinggi.

Demikian halnya dengan para oknum petugas kesehatan di Puskesmas diingatan Reynold untuk tidak memanfaatkan keuntungan dengan cara menjual obat kepada masyarakat. Ia menyatakan semua pelayanan di fasilitas kesehatan tingkat pertama yaitu Puskesmas tidak dipungut biaya. Adapun biaya retribusi itu juga ditanggung oleh BPJS Kesehatan.

Terkait adanya keluhan dari warga diman ada oknum petugas yang menjual obat malaria kepada warga, dikatakan Kadinkes, harus dilaporkan secara tertulis agar bisa dikenakan sanksi. “Saya berharap masyarakat hari ini harus berani untuk menulis surat, kepala kampung bikin surat karena obat-obatnya gratis. Peserta BPJS yang mengambil obat itu kan dibayar oleh BPJS dengan sistem kapitasi seperti Puskesmas,” terangnya. (*)

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed