TIMIKA, pojokpapua.id — Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Mimika mengusulkan solusi jangka pendek untuk mengatasi tekanan inflasi daerah, yakni dengan mendatangkan daging babi dari luar wilayah Timika. Hal ini menyusul tingginya harga daging babi di pasaran yang menjadi salah satu kontributor utama inflasi di Mimika.
Kepala BPS Mimika, Ouceu Satyadipura, S.S.T., pada Rabu (21/5/2025) menjelaskan bahwa langkah ini diperlukan karena produksi daging babi lokal menurun drastis akibat serangan wabah African Swine Fever (ASF).
“Produksi babi di Mimika sempat menurun akibat ASF. Maka dari itu, salah satu solusi jangka pendek untuk menekan harga adalah mendatangkan daging babi dari luar daerah,” ujarnya.
Meskipun tidak dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat Mimika, daging babi tetap menjadi komoditas penting dalam perhitungan inflasi. Hal ini karena tingkat konsumsinya masih tergolong tinggi di kalangan masyarakat tertentu.
“BPS menetapkan komoditas penghitungan inflasi berdasarkan data konsumsi aktual masyarakat. Daging babi masih banyak dikonsumsi di Mimika, terutama oleh kelompok tertentu, sehingga secara statistik masih relevan untuk masuk dalam komponen penghitungan,” jelas Ouceu.
Terkait dengan usulan Bupati Mimika agar komoditas daging babi dikeluarkan dari indikator inflasi, Ouceu menyatakan bahwa hal tersebut telah dikomunikasikan, namun belum ada tindak lanjut dalam bentuk pertemuan resmi.
“Permintaan tersebut sudah dikonfirmasi ke kami, tetapi untuk menindaklanjutinya, BPS Mimika perlu berkoordinasi dengan BPS pusat. Penghitungan inflasi tidak bisa dilakukan sembarangan, harus mengikuti kaidah statistik nasional agar hasilnya bisa dibandingkan antar wilayah,” tegasnya.
Menurut Ouceu, konsumsi daging babi tetap signifikan di beberapa daerah, khususnya di wilayah-wilayah yang mayoritas penduduknya mengonsumsi daging tersebut.
Ia menambahkan bahwa BPS berharap pengendalian harga daging babi dapat menjadi bagian dari strategi pengendalian inflasi yang lebih menyeluruh, namun tetap mempertimbangkan karakteristik konsumsi lokal.
“Di Mimika, konsumsi daging babi masih cukup tinggi. Bahkan, masyarakat cenderung memilih bagian-bagian tertentu seperti perut babi yang harganya lebih terjangkau,” pungkas Ouceu.(*)
Komentar