JAKARTA, pojokpapua.id – PT Freeport Indonesia (PTFI) mempercepat perbaikan fasilitas Common Gas Cleaning (CGC) Plant Smelter di Gresik, Jawa Timur, dengan mendatangkan perlengkapan dan komponen kritikal menggunakan pesawat kargo Antonov AN-124 dan Boeing 747. Komponen tersebut dikirim bertahap ke Surabaya sebelum melanjutkan perjalanan darat ke lokasi smelter.
“Kami berupaya semaksimal mungkin agar proses pemulihan ini berjalan efektif dan efisien sehingga smelter dapat segera beroperasi kembali. Pemilihan pesawat kargo memungkinkan waktu tempuh pengiriman hanya 35 jam, jauh lebih cepat dibandingkan kapal laut yang memerlukan sekitar 60 hari,” kata Presiden Direktur PTFI Tony Wenas di Jakarta, Selasa.
Tony menjelaskan bahwa pengangkutan udara menjadi solusi terbaik untuk mempercepat perbaikan CGC Plant karena komponen yang rusak harus segera diproduksi ulang dan tersedia dalam waktu singkat. “Penggunaan Antonov sangat diperlukan karena beberapa komponen penting, seperti Wet Electrostatic Precipitator internals (bundel tabung) dan metal expansion joints buatan Jerman, memiliki ukuran terlalu besar untuk pesawat kargo reguler, sementara pengiriman laut membutuhkan waktu lebih lama,” tambahnya.
PTFI menjadwalkan tiga kali pengiriman menggunakan Antonov dengan total berat kargo mencapai 75,7 ton. Pengiriman pertama dilakukan pada 6 Februari 2025, disusul pengiriman kedua pada 25 Februari 2025, dan terakhir pada 2 Maret 2025, langsung dari Frankfurt, Jerman, menuju Bandara Juanda, Surabaya. Setiap penerbangan menempuh waktu 35 jam. Selain Antonov, PTFI juga menggunakan Boeing 747 untuk pengiriman perdana pada 29 November 2024 dengan total berat 58 ton.
Tony menegaskan bahwa pengiriman ini merupakan hasil sinergi antara tim Freeport Indonesia dan berbagai pemangku kepentingan. “Kami mengapresiasi dukungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, TNI AL dan AU, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Timur I, Kantor Bea Cukai Juanda, Kantor Bea Cukai Gresik, Pengelola Kawasan Ekonomi Khusus, Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan, dan Otoritas Bandara Juanda,” ujarnya.(*)
Komentar