TIMIKA, pojokpapua.id – Semangat para siswa-siswi Kamoro dari lima Dasar Kampung (Daskam) di Timika untuk mengejar pendidikan membara, namun sayangnya semangat tersebut terhambat oleh minimnya sarana transportasi yang memadai. Siswa-siswi dari kelima Daskam tersebut, termasuk yang bersekolah di sejumlah sekolah dasar hingga menengah di sekitar Timika, terutama SMK Negeri Kuala Kencana yang jaraknya paling jauh, masih menghadapi kesulitan mendapatkan transportasi.
Salah satu siswa Kamoro dari Daskam 5, Pius Maoromako, mengungkapkan sulitnya akses transportasi menuju dan dari sekolah pada Kamis (25/4/2024).
Anak-anak dari kelima Daskam tersebut berharap agar Freeport, Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK), serta Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Mimika dapat menyediakan sarana transportasi berupa bus sekolah.
Karena jarak dari rumah mereka di Ayuka cukup jauh menuju Timika, anak-anak terpaksa bergantung pada bus yang disediakan oleh Keuskupan Timika bagi masyarakat yang berangkat dari kampung sekitar pukul 05.00 WIT. Setibanya di kota, mereka masih harus mencari ojek atau taksi untuk menuju sekolah. Mereka bahkan terpaksa meninggalkan pelajaran sebelum selesai karena bus yang mereka tumpangi harus kembali ke kampung pada pukul 11.00 WIT.
“Pengalaman kami sangat sulit dalam hal transportasi, biasanya kami naik bus masyarakat jam 5 pagi, tapi harus pulang jam 12 siang. Kami tidak bisa mengikuti pelajaran sampai selesai,” ujar Pius.
Agar semua anak-anak dapat mengikuti pelajaran hingga selesai, Pius berharap mendapatkan dukungan penuh dari Freeport, YPMAK, dan pemerintah untuk menyediakan transportasi khusus bagi pelajar seperti mereka.
“Tolong Freeport, YPMAK, atau pemerintah bisa membantu kami dengan menyediakan bus sekolah, agar kami bisa pergi dan pulang sesuai dengan jam sekolah,” jelasnya.
Menyikapi harapan anak-anak Kamoro, Ketua Yayasan Pendidikan Kamoro Bangkit (YPKB), Thomas Too, menyatakan bahwa kebutuhan akan sarana transportasi bagi anak-anak dari kelima Daskam harus menjadi perhatian serius semua pihak terkait.
Diketahui bahwa kelima Daskam tersebut terdampak langsung oleh aktivitas Freeport, sehingga mereka seharusnya diberikan fasilitas penunjang untuk memperoleh hak dasar, termasuk pendidikan.
Too menambahkan bahwa meskipun Freeport dan YPMAK telah memberikan dukungan dalam bentuk beasiswa pendidikan bagi sekitar 600 anak Kamoro yang dikelola oleh YPKB sejak tahun 2011, namun diharapkan terdapat dukungan tambahan berupa penyediaan transportasi berupa bus bagi anak-anak dari kelima Daskam yang bersekolah di sekitar Timika.
“Kami berharap Freeport dapat memperhatikan fasilitas transportasi bagi anak-anak dari kelima Daskam yang bersekolah di Timika agar semangat belajar mereka juga tetap terjaga,” tambah Too.(*)











Komentar