TIMIKA, pojokpapua.id – Virus demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) telah menyebabkan setengah atau 50 persen babi di Timika mengalami kematian. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Mimika, drh Sabelina Fitriani, MSi, saat ditemui, Senin (18/3/2024).
Sabelina mengungkapkan, dari total sekitar 11 ribu ekor populasi babi yang ada di Mimika, sudah sekitar 6000 ekor yang mati akibat terinfeksi virus ASF yang mewabah sekitar dua bulan terakhir.
Sabelina Fitriani mengungkapkan bahwa tingkat kematian yang tinggi ini membutuhkan tindakan cepat untuk menyelamatkan sisa populasi babi yang masih sehat. Menurutnya, langkah pencegahan yang penting adalah mengubur babi yang telah mati karena jika dibuang secara sembarangan, virus ASF masih dapat menyebar lebih lanjut.
Meskipun terdapat serum untuk virus ASF, namun tingkat proteksinya hanya sekitar 30 persen. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran mereka dalam menjaga biosekuriti, termasuk memastikan bahwa tidak ada orang yang masuk ke dalam kandang tanpa alasan yang jelas, dan peternak harus menjaga kebersihan sebelum memasuki kandang.
Sabelina juga menekankan bahwa upaya pengendalian penyebaran virus ASF membutuhkan dukungan penuh dari masyarakat. Bahkan setelah kandang babi yang terpapar virus ASF menjadi kosong, virus masih dapat bertahan dalam kotoran dan air seni babi selama berbulan-bulan.
Disnak menegaskan kepada peternak untuk tidak membuang bangkai babi sembarangan. Bangkai babi yang terinfeksi virus ASF harus dibuang di lokasi yang telah ditentukan. Sabelina juga mengimbau para peternak yang memiliki kendaraan untuk berkoordinasi dengan Disnak agar dapat membawa bangkai babi ke lokasi yang telah disiapkan.(*)
Komentar