TIMIKA, pojokpapua.id – Bentuk dedikasi atas perannya sebagai guru perintis di pedalaman Papua, Almarhum Andreas Maturbongs diberi penghargaan dari Kabupaten Paniai Provinsi Papua Tengah.
Penghargaan atas jasa Almarhum Andreas Maturbongs sebagai guru perintis di kampung-kampung di Enarotali ini diterima oleh anaknya yakni Thobias Maturbongs.
Thobias Maturbongs yang adalah Anggota DPRD Kabupaten Mimika kepada awak media, Selasa (14/11/2023) mengatakan penghargaan untuk almarhum ayahnya itu ia terima di
Enarotali, Senin (13/11/2023). Di mana, penyerahan penghargaan diberikan langsung oleh Bupati Paniai, Meki Fritz Nawipa. Penghargaan diberikab atas jasa almarhum sebagai guru perintis pertama di Wisselmern (Enarotali) tahun 1938.
Sebagai anaknya, Thobias mengenang almarhum ayahnya yang merantau ke Mimika dari Tual Tahun 1934 yakni di Mimika Timur Jauh. Setelahnya mengabdi di Kokonao. Dari beberapa kampung di Kokonao, almarhum diutus untuk mengabdi sebagai guru di Enarotali dengan berjalan kaki selama 15 hari pada awal Tahun 1939. Waktu itu ada seorang pastor dari Yayasan Tillemans yang menantang llmarhum dan ke dua rekanya untuk berjalan kaki ke Enarotali. Dengan bekal seadanya, tiga guru ini berjalan kaki dan sampai di Enarotalu.
Sesampainya di Enarotali, mereka langsung menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar dan mulai membangun fasilitas sekolah seadanya dan gereja dari pohon bambu. Karena situasi saat itu masih dalam peperangan, maka misi pendidikan dihentikan sementara. Usai perang, para guru melanjutkan misi mereka dengan ditambah guru-guru barug dari Kei dan Kamoro langsung melanjutkan misi pendidikan di Enarotali. Setelah membuka jalan dengan diawali misi pendidikan, generasi selanjutnya datang dengan misionaris.
“Bapak itu datang dengan misi pendidikan sekalian misionaris Katolik, bapak buka dulu baru guru yang lain banyak yang datang,” jelasnya.
Waktu kedatangan Almarhum di Enarotali pertama kalinya sangat sulit sampai harus tidur di kandang babi.
Atas jasa almarhum dalam misi pendidikan dan misioner Enarotali maka ia mendapat penghargaan. Selain Almarhum, penghargaan yang sama juga diberikan kepada para pastor, pendeta yang juga diterima oleh keluarga.
Selain Almarhum Andreas Maturbongs, dua rekanya yakni Ignasius Meterai dan Petrus Letsoin adalah tiga guru perintis di Enarotali.
Sebagai anak, Thobias merasa bangga karena jasa Almarhum ayahnya masih diingat sampai saat ini. “Terima kasih karena jasa bapak saya masih diingat dan diberi penghargaan,”jelasnya.
Ia juga bangga karena setelah dirintis oleh orang tuanya, peradaban masyarakat terutama soal perkembangan agama sangat baik. Di Enarotali, ada beberapa pastor dan Uskup yang mengabdi.(*)











Komentar