oleh

Peringati Bulan Bahasa Tahun 2023, SATP Gelar Amor Fest

TIMIKA – Dalam rangka memperingati Bulan Bahasa Tahun 2023, Sekolah Asrama Taruna Papua (SATP) menggelar berbagai rangkaian kegiatan di lingkungan sekolah dengan tema Amor Fest ‘Bangkitkan asa dengan bahasa’, Jumat (27/10/2023).

Dalam peringatan bulan bahasa ini, ada  36 kelas yang masing-masing menampilkan keanekaragaman budaya di Indonesia di dalam kelas. Juga tersedia stand 5 S (Projek penguatan profil pelajar Pancasila) yakni P 5 karakter dan eco enzim, eskul handycraf dan noken, eco print dan ekskul lukis, fase c (kue sagu, singkong) dan hidroponik, ekskul cooking club, fase d (keripik keladi) dan rumah singkong, fase b (budi daya kangkung) dan marching band.

Kepala Perwakilan Yayasan Pendidikan Lokon (YPL)-SATP, Andreas Ndityomas mengatakan program bulan bahasa ini adalah kegiatan tahunan yang dilaksanakan sebagai wadah seluruh proses pembinaan siswa-siswi untuk berpikir, bertindak dan berperilaku sebagai pengusaha yang takut akan Tuhan. Melalui program pengembangan sore hari, ekstrakurikuler inilah yang dikombinasikan sejak tanggal 1 Oktober dilombakan di setiap kelas.

Jadi pada program ini, aspek kognitif, keterampilan dan afeksi disatukan dalam pengalaman nyata. Adapun pengalaman nyata yang dipelajari siswa-siswi yakni seperti eco enzim, kompos, bidang seni (marching band), eco printing, praktikum berbahasa Inggris, ini semuanya kata dia dilombakan dalam rangka menumbuhkan minat, bakat setiap anak yang berkompetisi untuk mengejar kemajuan potensi diri secara pribadi dan kelompok.

Kemajuan potensi diri ini jelas Andi, dilaksanakan juga per jenjang. Seperti jenjang kelas 1 SD, diajarkan bagaimana menghargai lingkungan. Misal, sampah dari hasil kulit jeruk dibawa ke tempat produksi. Sampah ini diolah sehingga menjadi barang yang bisa dimanfaatkan lagi.

“Dari sampah ini bisa didaur ulang menjadi rinso yang dipakai lagi di laundry, bikin pembersih tangan, jadi betul-betul berpikir dan bertindak dan berperilaku sebagai ilmuwan, pengusaha yang berperilaku karakter Takut akan Tuhan ditanamkan,” ungkap Andi.

Sementara itu, Ketua Pengawas Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK), John Mamiri menyebut pengelola YPL dalam mendidik siswa-siswi di SATP melalui dana program YPMAK yang dikucurkan setiap tahun untuk bagaimana membantu dan mendidik mereka.

Pendidikan kurikulum kata John memang penting namun bagaimana peningkatan pendidikan di luar sekolah, mengangkat budaya siswa-siswi Papua sangat berbeda. Sehingga pendidikan tidak hanya belajar di dalam ruangan kelas saja, namun bakat siswa-siswi digali melalui cara-cara pendidikan yang didesain sedemikian rupa sehingga potensi mereka bisa dimunculkan.

“Kami YPMAK maupun kedua lembaga adat, Lemasa dan Lemasko mengapresiasi yang sebesar-besarnya kepada para pengelola YPL yang ada di asrama SATP, kami harap potensi anak-anak ini terus dikembangkan dari sisi pengetahuan pendidikan, dan tidak lepas dari kehidupan sosial budaya mereka,” jelasnya.

Siswa-siswi Papua lanjutnya, terkadang jenuh jika harus belajar di dalam kelas saja. Ada juga rasa tidak percaya diri dengan siswa-siswi lain. Namun, dengan kegiatan pengembangan bakat dan minat seperti ini bisa memunculkan rasa percaya diri siswa-siswi.

YPMAK selanjutnya juga berharap siswa-siswi di SATP ini terus diberikan pengetahuan dan pendidikan yang baik sehingga mereka bukan hanya di level kabupaten saja namun sampai di kancah internasional.

“Dari sini bisa jadi tolak ukur nilai positif anak, bukan saja ijasah, namun bagaimana sekarang membangun wira usaha, melalui UMKM, mudah-mudahan potensi ini terus dilakukan supaya mereka selesai nanti, tidak bawa berkas ke kantor-kantor, tapi sudah punya pengetahuan bisnis, kembangkan apa selama ini didapat dibangku sekolah,”pungkasnya.(*)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed