TIMIKA – Setiap tanggal 24 Maret, diperingati sebagai Hari Tuberkulosis Sedunia. Namun di Kabupaten Mimika peringatan Hari TB Sedunia 2022 baru digelar Kamis (31/3/2022) di Hotel Horison Diana Timika dengan tema ‘Invetasi Untuk Eliminasi TBC, Selamatkan Bangsa’.
Acara dihadiri Staf Ahli Pemda Mimika, Andi Ramli, Kepala Dinas Kesehatan Mimika Reynold Ubra, para kepala Puskesmas, perwakilan rumah sakit dan klinik di Mimika.
Tema hari TB sedunia pada tahun ini dikatakan Staf Ahli Pemda Mimika, Andi Ramli menjadi momen yang tepat untuk mengajak keterlibatan multisektor untuk meningkatkan kampanye dengan menyebarluaskan informasi terkait TBC, serta mendorong semua pihak untuk terlibat aktif dalam pencegahan dan pengendalian TBC.
Kabupaten Mimika merupakan 3 kabupaten di Provinsi Papua dengan beban TBC yang tertinggi. Menuru Ramli, hal ini mengindikasikan bahwa penyakit TBC memang telah berkembang di masyarakat. Hampir disemua fasilitas kesehatan yang terdapat diperkotaan maupun di distrik dan kampung, baik secara pasif maupun aktif telah menemukan penyakit ini.
Kepala Dinkes Mimika, Reynold Ubra lebih lanjut menjelaskan bahwa kasus TB di Mimika bisa dikendalikan. Itu terlihat dari angka temuan kasus dan keberhasilan pengobatan. Sampai Tahun 2021, kasus yang ditemukan sebanyak 1.707. Kemudian sekitar 75 persen atau 900 sekian pasien sudah dinyatakan sembuh. Sisanya masih dalam pengobatan dengan durasi 6 bulan sampai 1 tahun.
Dari 1.707 kasus, sekitar 16 persen adalah TB MDR atau resisten obat. “TB MDR, memang tidak banyak tapi cenderung meningkat karena case detection pencarian kasus secara aktif itu juga meningkat. Namun dengan mesin TCM, kami tidak hanya mendeteksi tapi juga bisa mengetahui ini orangnya resisten atau sensitive terhadap pengobatan. Kira-kira di angka sekitar 16 persen dari total kasus,” jelas Reynold.
Dinkes Mimika melalui penanggungjawab program TB di Mimika yang jumlahnya 56 orang termasuk dua Wasor kabupaten sedang berupaya mengejar target 85 persen untuk keberhasilan pengobatan. Sementara angka lost to follow up terus menurun sebelumnya di angka 1 persen kini tersisa 0,6 persen.
Skrining TB terus dilakukan dengan target 100 ribu orang. Investigasi kontak serumah dengan penderita TB dan memberikan pengobatan untuk pencegahan bagi orang yang kontak dengan pasien TB atau tinggal serumah. “Secara keseluruhan kalau kita lihat, sampai tahun 2021, kinerja untuk pengendalian TB sudah sangat baik,” jelasnya.
Sumber daya yang digunakan untuk penanganan TB, ada tiga Puskesmas yang sudah bisa melakukan TCM yaitu Puskesmas Timika, Wania dan Jileale. Kemudian RSUD Mimika dan RS Tembagapura.
Ia menambahkan, masalah terbesar dalam penanganan TB adalah kepatuhan minum obat. Makanya perlu pengawasan menelan obat dari keluarga dan kader malaria.(*)
Komentar