TIMIKA – Pandemi Covid-19 menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi baik secara global maupun nasional melambat. Tapi pada Tahun 2021, Kabupaten Mimika tercatat sebagai kabupaten di Provinsi Papua dengan laju pertumbuhan ekonomi tercepat sebesar 34,44 persen. Jauh di atas kabupaten lain bahkan provinsi.
Itu diungkapkan Sekretaris Bappeda Provinsi Papua, Adolof Kambuaya saat memaparkan arah kebijakan pembangunan Papua dalam Musrenbang RKPD Mimika, Rabu (6/4/2022) di Hotel Horison Diana Timika.
Adolof mengungkapkan, berdasarkan data statistik, Kabupaten Mimika mengalami trend positif dalam beberapa hal seperti laju pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terus meningkat dengan laju pertumbuhan 0,39 dan kini sudah berad di angka 74,48 persen atau tertinggi kedua di Provinsi Papua. Angka itu juga berada di atas IPM Papua yakni 60,62 persen.
Dalam hal pertumbuhan ekonomi, Adolof menyatakan Mimika tertinggi di Papua. Laju pertumbuhan ekonomi pada Tahun 2021 sebesar 34,44 persen. Terpaut jauh dari laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Papua secara keseluruhan yang ada di angka 7,26 persen.
Adolof juga memaparkan kinerja Pemerintah kabupaten/kota dalam menekan angka kemiskinan. Sampai Tahun 2021, angka kemiskinan di Mimika mencapai 14,17 persen. Pandemi menyebabkan adanya perlambatan penurunan. Angka tersebut menempatkan Mimika di urutan kelima dengan angka kemiskinan terendah di Papua.
Kepala Bappeda Mimika, Ir Yohana Paliling, MSi menambahkan adanya intervensi kebijakan pemerintah dalam melakukan pemulihan pasca pandemi berdampak positif pada laju pertumbuhan ekonomi Mimika.
Meskipun sektor tambang kata dia masih mendominasi namun sektor lain juga terus meningkat. Seperti konstruksi karena gencarnya pembangunan infrastruktur, kemudian sektor bisnis/publik, perikanan bahkan pertanian yang mulai menggeliat karena kebijakan pemerintah yang mulai fokus.
Dulu kata Yohana, sektor tambang menyumbang di atas 90 persen terhadap PDRB Mimika. Tapi pada mulai Tahun 2016 mulai turun jadi 84,17 persen bahkan pada Tahun 2020 kontribusi sektor tambang terhadap PDRB Mimika sudah turun di angka 79,98 persen.
Tumbuhnya sektor lain seperti skonstruksi di urutan kedua dengan 4,24 persen. Lapangan usaha di bidang perdagangan besar dan eceran termasuk reparasi mobil dan sepeda motor urutan ketiga 3,58 persen. Sektor informasi dan komunikasi di angka 2,60 persen. Pertanian, kehutanan dan perikanan baru berada di posisi lima dengan 2,34 persen. Administrasi pemerintahan, pertanahan dan jaminan sosial wajib menyumbang 2,22 persen pada PDRB.
Positif pertumbuhan ekonomi dengan adanya kebijakan pemerintah juga berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tergambar dari tingkat kemiskinan. Yohana mengatakan, pada akhir Tahun 2013 lalu, angka kemiskinan di Mimika masih 20,37 persen. Setiap tahun terus turun secara bertahap dan pada Tahun 2021 sudah berada di angka 14,17 persen.
Pemda lanjut Yohana, terus berjuang menurunkan angka kemiskinan sampai pada satu digit. Itu dilakukan dengan cara mengembangkan sektor lain agar tidak hanya bergantung pada tambang. Salah satu sektor yang menjadi fokus pemerintah adalah perkebunan, perikanan serta jasa pariwisata.
Bappeda ditambahkannya, sudah menyusun Rencana Induk Pariwisata Daerah (Riparda). Ini sebagai salah satu cara pemerintah untuk menjadikan Mimika sebagai kota jasa. “Fasilitas kita lengkapi, perhotelan juga semakin berkembang. Dengan adanya Rencana Induk Pariwisata Daerah, tempat wisata kalau bisa lebih banyak supaya orang lebih banyak berkunjung ke Timika,” paparnya.(*)
Komentar