TIMIKA, pojokpapua.id – Warga Kabupaten Mimika diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap tingginya intensitas curah hujan yang diprediksi akan terjadi selama periode Juni hingga Agustus 2025.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Timika, Soni Hartono, pada Senin (16/6/2025) menyatakan bahwa berdasarkan prediksi klimatologis, tiga bulan ini merupakan puncak musim hujan di wilayah Timika.
“Secara umum, Timika memang mengalami hujan hampir sepanjang tahun. Namun, periode Juni hingga Agustus memiliki karakteristik hujan yang berbeda dari biasanya,” ujar Soni.
Menurutnya, bila pada bulan lain hujan umumnya turun di sore hari disertai petir, maka selama puncak musim hujan ini, intensitas hujan bisa berkisar dari ringan hingga sangat lebat, dan dapat berlangsung sepanjang hari.
“Dalam kondisi tertentu, matahari bahkan tidak terlihat selama tujuh hari berturut-turut akibat tutupan awan tebal,” jelasnya.
Soni juga mengungkapkan bahwa kondisi tahun ini berada dalam fase netral (tidak ada pengaruh El-Niño atau La-Niña), namun curah hujan tetap tinggi. Sebagai contoh, pada Jumat lalu curah hujan tercatat mencapai 125 mm, dan Sabtu 108 mm. Padahal, curah hujan di atas 100 mm sudah tergolong sangat tinggi.
BMKG menjelaskan bahwa fenomena ini disebabkan oleh angin timur yang membawa uap air dari wilayah antara Australia dan Samudra Pasifik. Ketika melewati pegunungan di sekitar Timika, uap air tersebut tertahan dan membentuk awan tebal yang akhirnya turun menjadi hujan.
“Berbeda dengan wilayah seperti Merauke yang datar, Timika memiliki penghalang alam berupa pegunungan, sehingga uap air tertahan dan meningkatkan curah hujan,” tambah Soni.
BMKG mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi banjir, tanah longsor, serta gangguan terhadap aktivitas harian akibat cuaca ekstrem. Pemerintah daerah juga diminta untuk menyiagakan infrastruktur penanganan bencana, termasuk sistem drainase, guna mengantisipasi dampak musim hujan berkepanjangan.(*)
Komentar