TIMIKA, pojokpapua.id — Komisi III DPRK Mimika menyoroti pengelolaan dana hibah oleh Dinas Pariwisata, Pemuda, Kebudayaan, dan Olahraga (Disparbudpora) dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar Selasa (3/6/2026) di ruang rapat Komisi III.
Salah satu perhatian utama adalah besarnya dana hibah yang dialokasikan ke Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Mimika, termasuk ke sejumlah organisasi olahraga dan kesenian lainnya.
Anggota Komisi III, Dominggus Kapiyau, mempertanyakan alokasi anggaran sebesar Rp2,5 miliar yang diberikan kepada KONI hanya untuk kegiatan Focus Group Discussion (FGD). Ia juga menyoroti ketidakjelasan kepemimpinan di tubuh KONI saat ini.
“FGD saja bisa habiskan Rp2,5 miliar, dan sampai sekarang KONI belum punya ketua. Hal-hal seperti ini harus diperjelas,” tegas Dominggus.
Sementara itu, anggota Komisi III lainnya, Rampeani Rachman, menyoroti efektivitas pembangunan sanggar seni budaya. Ia menekankan pentingnya keberlanjutan dan pemanfaatan sanggar, bukan sekadar membangun fasilitas fisik.
“Jangan hanya membangun sanggar tanpa hasil. Sanggar harus dibina dan dimanfaatkan agar bisa berdampak ekonomi dan jadi kebanggaan masyarakat,” ujarnya.
Ketua Komisi III, Herman Gafur, menyatakan bahwa pihaknya akan memanggil para penerima dana hibah untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas penggunaan anggaran tersebut.
“Kami akan panggil penerima dana hibah agar kami tahu dana itu digunakan untuk apa saja. Ini harus diawasi agar manfaatnya dirasakan masyarakat,” tegas Herman.
Tanggapan Disparbudpora
Menanggapi hal itu, Kepala Disparbudpora Mimika, Elisabeth Cenawastin, menjelaskan bahwa pihaknya sedang menyusun mekanisme formal berupa Surat Keputusan (SK) untuk memperjelas dan mengontrol penyaluran dana hibah ke depan.
“Ke depan, pemberian hibah akan dilengkapi dengan SK agar secara hukum bisa dikontrol dan dipertanggungjawabkan,” kata Elisabeth.
Ia menambahkan, saat ini terdapat 40 sanggar seni yang terdaftar aktif secara administrasi, dan pada tahun 2025, Disparbudpora membangun 6 rumah sanggar baru.
“Kami tidak hanya memberi bantuan, tapi juga melakukan pengawasan dan pembinaan agar sanggar bisa berkembang,” pungkasnya.(*)
Komentar