TIMIKA, pojokpapua.id — PT Freeport Indonesia (PTFI) menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian ekosistem perairan di wilayah operasionalnya dengan melakukan penebaran (restocking) 10.000 ekor anakan ikan barramundi dan 500 ekor indukan kepiting bakau di Muara Sungai Ajkwa, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, pada Senin (19/5).
“Tujuan dari restocking ini adalah menjaga populasi ikan barramundi dan kepiting bakau, serta meningkatkan ekosistem pesisir agar dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat Kamoro yang tinggal di pesisir selatan Kabupaten Mimika. Kegiatan ini direncanakan dilakukan setiap tahun hingga 2032,” ujar Vice President Environmental PTFI, Gesang Setyadi.
Gesang menjelaskan bahwa program restocking ini didasarkan pada hasil kajian rutin yang dilakukan oleh Universitas Papua (UNIPA). Penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan aktivitas penangkapan ikan dan kepiting secara berlebihan (overfishing), yang dipicu oleh pertumbuhan populasi dan permintaan konsumsi di Mimika.
“Restocking ini juga merupakan bagian dari pelaksanaan Persetujuan Teknis Pemulihan Ekosistem Mangrove yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2023,” tambah Gesang.
Ia menegaskan bahwa PTFI terus memperkuat upaya pelestarian lingkungan hidup dan berkomitmen menjadi bagian dari solusi untuk menjaga keberlanjutan sumber daya alam di Papua Tengah. “Kami bekerja sama erat dengan berbagai pihak dan pakar untuk menjalankan operasi pertambangan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan,” ujarnya.
Ketua SDGs Center Universitas Diponegoro, Prof. Dr. Denny Nugroho Sugianto, menyebut langkah PTFI sebagai inisiatif strategis dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
“Kegiatan ini membawa manfaat ekologis, sosial, dan ekonomi yang nyata, serta berkontribusi langsung terhadap pencapaian SDG 14 (Ekosistem Laut), SDG 1 (Pengentasan Kemiskinan), dan SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim),” jelas Denny.
Ia menambahkan bahwa dari sisi ekologis, restocking berperan penting dalam pemulihan populasi spesies perairan, peningkatan keanekaragaman hayati, serta menjaga keseimbangan fungsi ekosistem pesisir.
Sementara itu, perwakilan masyarakat adat Kamoro, Siprianus Operawiri, menyambut positif inisiatif ini. Ia menilai bahwa program tersebut memberikan manfaat langsung bagi keberlangsungan hidup masyarakat nelayan setempat.
“Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini. Harapan kami, populasi ikan dan kepiting bisa terus terjaga untuk generasi mendatang. Kami juga akan mengedukasi masyarakat nelayan agar tidak menangkap ikan yang masih kecil, dan menunggu hingga ukurannya cukup besar untuk dijual,” ungkap Siprianus.(*)
Komentar