TIMIKA, pojokpapua.id – Memperingati Hari Malaria Sedunia, PT Freeport Indonesia (PTFI) menekankan pentingnya penggunaan repellent (lotion atau penolak nyamuk) kepada seluruh karyawannya. Kegiatan ini berlangsung pada Jumat (25/4/2025) di Terminal Bus Gorong-gorong, Timika, Papua Tengah.
Manager Public Health and Malaria Control (PHMC) PTFI, dr. Herry Permana, menjelaskan bahwa malaria masih menjadi salah satu penyakit paling tinggi di Kabupaten Mimika, termasuk di lingkungan pekerja Freeport. Penyakit ini berdampak serius, mulai dari gangguan tumbuh kembang anak hingga anemia, serta penurunan produktivitas di kalangan pekerja.
“Malaria merupakan penyebab utama hilangnya hari kerja karena sakit di tahun 2024. Angkanya bahkan lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya,” ungkap dr. Herry.
Sebagian besar kasus malaria di lingkungan PTFI terjadi pada karyawan yang bekerja di Dataran Tinggi namun tertular saat berada di Dataran Rendah, khususnya saat hari libur di wilayah Timika.
Untuk itu, PTFI terus mendorong budaya penggunaan repellent di kalangan karyawan, terutama saat beraktivitas di luar ruangan pada malam hari. Menurut dr. Herry, penggunaan repellent adalah langkah preventif yang dapat dilakukan secara mandiri namun sangat efektif.
“Dengan membangun budaya baru ini, kami berharap karyawan lebih terlindungi dari malaria dan tetap produktif dalam bekerja,” ujarnya.
Senada dengan itu, Manager Community Health Development PTFI, Daniel Perwira, menambahkan bahwa pihaknya terus menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah dan berbagai mitra lainnya untuk menanggulangi malaria, baik melalui dukungan anggaran maupun program kolaboratif.
Beberapa mitra yang terlibat antara lain Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK), Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia (Perdaki), dan lembaga-lembaga lainnya.
“Sekitar 60 persen karyawan kami tinggal di wilayah Timika, sehingga kerja sama ini sangat penting dalam menekan angka kasus malaria, baik di internal perusahaan maupun masyarakat sekitar,” jelas Daniel.
Meski angka kasus malaria masih berada di atas 4.000 kasus per tahun, PT Freeport optimistis melalui komitmen bersama dan edukasi yang berkelanjutan, jumlah tersebut dapat terus ditekan.(*)
Komentar