oleh

Tingkatkan Mutu Guru, Nabire Kirim 22 Guru Belajar di SATP Timika

TIMIKA, pojokpapua.id – Sebanyak 22 guru Sekolah Dasar dari Kabupaten Nabire mengikuti pelatihan pengembangan metode belajar Calistung berbasis pendekatan Montessori di Sekolah Asrama Taruna Papua (SATP), Timika. Pelatihan ini berlangsung selama sepekan, dimulai Rabu (23/3/2024), dan difasilitasi oleh anggota DPR Papua Tengah, Peter Worabay.

Pelatihan ini terselenggara berkat kerja sama DPR Papua Tengah dan Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme Kamoro (YPMAK), yang mendukung penuh pelatihan sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan di Papua Tengah.

Direktur YPMAK, Dr. Leonardus Tumuka, menyampaikan bahwa pihaknya sangat mendukung pelatihan ini agar kualitas pendidikan tidak hanya berkembang di Mimika, tetapi juga menjangkau wilayah lain di Papua Tengah.

“Yang membanggakan, para guru difasilitasi langsung oleh anggota DPR Papua Tengah. Ini hal yang positif. Kami mendukung sepenuhnya dan berharap program ini bisa terus berlanjut,” ungkap Leonardus.

Peter Worabay menjelaskan, pelatihan ini digelar di Mimika karena kondisi pendidikan di Nabire, khususnya di kampung-kampung, masih tertinggal. Banyak siswa masih buta huruf, terutama saat menghadapi ujian dasar.

“Masalah utamanya ada pada kualitas guru. Maka saya ambil inisiatif untuk menyekolahkan mereka di SATP. Biaya pelatihan ini saya tanggung pribadi, dan saya harap ke depan bisa didukung pemerintah,” ujar Peter.

Kepala Program Montessori SATP, Theodora Karmayanti, menjelaskan pelatihan ini memiliki dua tujuan utama: membentuk pola pikir guru yang berpihak pada anak dan mengajarkan teknik pembelajaran Calistung yang lebih kontekstual dan logis.

“Filosofi Montessori sangat berpihak pada anak. Kami ingin membangun guru yang mengajar dengan hati, bukan sekadar mentransfer ilmu, tapi benar-benar memahami prosesnya,” jelas Theodora.

Dalam pelatihan ini, guru-guru dikenalkan pada cara mengajar membaca menggunakan bunyi, bukan hafalan, dan konsep berhitung dimulai dari hal konkret menuju abstrak agar anak-anak tidak hanya menghafal, tetapi memahami.

“Matematika adalah hal paling abstrak. Maka, pendekatannya harus bertahap. Guru harus paham dulu konsep bilangan agar tidak menyampaikan materi secara membingungkan,” tutup Theodora.

Pelatihan ini menjadi harapan baru bagi peningkatan kualitas guru dan pendidikan dasar di Papua Tengah, khususnya di Nabire.(*)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed