TIMIKA, pojokpapua.id – Kelurahan Kamoro Jaya SP 1 di Distrik Wania, yang merupakan kawasan transmigrasi pertama di Kabupaten Mimika, masih menghadapi berbagai keterbatasan dalam pembangunan infrastruktur. Warga setempat mengeluhkan kurangnya perhatian dari pemerintah daerah dalam hal fasilitas umum, terutama jalan, drainase, dan layanan kesehatan.
Keluhan ini disampaikan kepada dua Anggota DPRK Mimika dari Partai Golkar, Mariunus Tandiseno dan Mery Pongutan, dalam agenda reses tahap I yang berlangsung di Masjid Al-Ikhlas SP 1, Gang Mawar, Kampung Kamoro Jaya, Distrik Wania, Jumat (21/3/2025).
Lurah Kamoro Jaya, Musdalifa Sikawael, menyoroti minimnya pembangunan infrastruktur, terutama kondisi jalan yang masih banyak belum diaspal.
“Di Jalan Hasanuddin pembangunan cukup pesat, tetapi jika masuk ke SP 1, banyak jalan masih belum diaspal. Selain itu, drainase yang buruk juga menjadi masalah utama,” ungkapnya.
Ketua RT 3 Kelurahan Kamoro Jaya, Nadir, juga mengeluhkan sistem drainase menuju pemakaman umum yang tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya, air tidak dapat mengalir lancar saat hujan, menyebabkan banjir di pemukiman warga. Selain itu, akses jalan di gang-gang pemukiman juga membutuhkan perbaikan.
Nadir juga menyoroti kebutuhan akan mobil ambulans untuk membantu warga dalam kondisi darurat.
“Sebelumnya ada drainase menuju GSI, tetapi sekarang tertutup material akibat proyek pengaspalan, sehingga setiap hujan rumah warga kebanjiran,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua DKM Masjid Al-Ikhlas, H. Eko Sujarno, menjelaskan bahwa pembangunan masjid saat ini telah mencapai 70% dengan dana yang terkumpul hampir Rp1 miliar. Namun, ia berharap ada bantuan tambahan dari pemerintah agar pembangunan bisa segera rampung.
Selain itu, ia juga meminta dukungan bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kelurahan Kamoro Jaya, terutama di sektor pertanian. Ia juga mengungkapkan kekhawatiran warga terkait keamanan akibat maraknya aktivitas orang mabuk yang sering meresahkan.
“Kami juga menghadapi persoalan keamanan. Banyak warga yang resah dengan keberadaan orang mabuk di lingkungan ini,” katanya.
Menanggapi berbagai aspirasi tersebut, Mariunus Tandiseno mengakui bahwa Distrik Wania masih tertinggal dibandingkan dengan Distrik Mimika Baru, Kuala Kencana, dan distrik lainnya.
“Terus terang, dalam periode sebelumnya, Distrik Wania seperti dianaktirikan. Jika dibandingkan dengan Mimika Baru atau Kwamki Narama, mereka sudah menikmati pembangunan yang lebih baik. Kami datang untuk mendengar langsung dan memperjuangkan aspirasi masyarakat,” ujarnya.
Salah satu isu yang menjadi perhatian adalah perluasan lahan pemakaman serta perbaikan drainase.
“Kami sudah menyampaikan kepada pemerintah bahwa lahan pemakaman hampir penuh. Ini harus menjadi prioritas agar warga tidak kesulitan nantinya,” tambah Mariunus.
Sementara itu, Mery Pongutan menyatakan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk menampung aspirasi warga secara langsung.
“Kami ingin mengetahui kendala yang dihadapi masyarakat agar bisa diperjuangkan nantinya,” katanya.
Mery berjanji akan mengupayakan perbaikan drainase melalui pokok-pokok pikiran (Pokir) agar bisa dimasukkan dalam anggaran perubahan atau dianggarkan pada 2026.
Terkait kebutuhan ambulans dan bantuan untuk masjid, Mery meminta warga untuk menyusun proposal yang nantinya dapat diajukan ke Bagian Kesra Setda Kabupaten Mimika agar bisa mendapatkan bantuan yang dibutuhkan.(*)
Komentar