TIMIKA, pojokpapua.id – Pemerintah Kabupaten Mimika terus berupaya mengendalikan inflasi, terutama di sektor pangan, melalui berbagai inovasi. Salah satu langkah strategis yang akan segera diimplementasikan adalah peluncuran aplikasi Sistem Monitoring Inflasi Kabupaten Mimika (Si-Monika). Aplikasi ini merupakan bagian dari proyek perubahan strategi pengendalian inflasi daerah, yang digagas oleh Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Mimika, Inosensius Yoga Pribadi. Inovasi ini juga merupakan hasil dari pelatihan kepemimpinan nasional tingkat II yang diikuti Yoga pada Angkatan XXX Tahun 2024.
Pada Jumat (11/10/2024), aplikasi Simonika disosialisasikan kepada para pemangku kepentingan dalam sebuah acara di Hotel Horison Diana. Pj Sekda Mimika, Petrus Yumte, dalam sambutannya, menekankan bahwa inflasi di sektor pangan menjadi salah satu tantangan utama yang dihadapi pemerintah daerah. “Sektor pangan sangat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat karena kebutuhan ini harus terpenuhi setiap hari. Ketidakstabilan harga pangan berdampak langsung pada daya beli, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah,” jelasnya.
Kabupaten Mimika, yang memiliki potensi pertanian besar di Provinsi Papua Tengah, kerap menghadapi fluktuasi harga pangan yang signifikan. Faktor-faktor seperti keterbatasan infrastruktur, ketergantungan pada pasokan dari luar daerah, kondisi iklim yang tidak menentu, serta letak geografis yang menantang, turut berperan dalam ketidakstabilan harga. Yumte menekankan pentingnya pengendalian inflasi yang terstruktur dan berbasis data agar pemerintah bisa lebih cepat merespons perubahan harga di pasar.
Sebelum adanya Simonika, kebijakan pengendalian inflasi cenderung bersifat reaktif dan kurang optimal. Kurangnya sistem monitoring yang efektif sering kali menyebabkan data yang tersedia tidak akurat atau terlambat. Hal ini berdampak pada pengambilan keputusan yang tidak tepat sasaran, sehingga upaya stabilisasi harga menjadi tidak efektif.
Melalui Simonika, pemerintah Kabupaten Mimika diharapkan bisa lebih proaktif dalam memantau dan mengendalikan inflasi di daerah, khususnya di sektor pangan. Dengan monitoring harga secara real-time dan evaluasi kebijakan yang berkelanjutan, aplikasi ini dapat membantu menjaga stabilitas harga pangan, memastikan harga tetap terjangkau oleh masyarakat, serta meningkatkan efektivitas kebijakan yang diterapkan.
Inosensius Yoga Pribadi, penggagas aplikasi ini, menjelaskan bahwa proyek perubahan ini lahir dari kebutuhan mendesak akan sistem yang lebih baik dalam pengendalian inflasi. “Inflasi harus dikontrol karena sangat mempengaruhi masyarakat. Apabila harga barang dan pangan tidak dikendalikan, akan terjadi lonjakan inflasi yang berdampak pada kebijakan ekonomi di Kabupaten Mimika,” ujar Yoga.
Yoga menambahkan bahwa Mimika juga berfungsi sebagai penyangga ekonomi bagi kabupaten-kabupaten tetangga seperti Asmat, di mana banyak barang kebutuhan diambil dari Timika. “Jika Mimika tidak menjaga stabilitas inflasi, dampaknya juga akan dirasakan oleh daerah-daerah sekitar,” jelasnya.
Dengan peluncuran aplikasi Simonika, pemerintah daerah diharapkan dapat lebih mudah mengintervensi harga produk-produk pangan apabila terjadi lonjakan yang signifikan. “Kami berharap aplikasi ini betul-betul dipakai pemerintah Kabupaten Mimika untuk membantu masyarakat, khususnya pedagang dan petani, sehingga kesejahteraan masyarakat bisa terjaga,” imbuh Yoga.
Penggunaan aplikasi ini diharapkan dapat membantu pengambil kebijakan dalam memantau harga barang di Mimika secara berkelanjutan, menjaga stabilitas harga, serta mendukung pembangunan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan bagi masyarakat, terutama mereka yang berada dalam kelompok ekonomi bawah.
Pj Sekda Petrus Yumte menyampaikan terima kasih kepada tim proyek perubahan dan berharap aplikasi Simonika dapat dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal oleh OPD terkait demi tercapainya kesejahteraan masyarakat Mimika.(*)
Komentar