TIMIKA, pojokpapua.id – Kementerian Kesehatan RI menargetkan pada tahun 2024, setidaknya 70 persen dari total kader Posyandu sudah memahami dan mampu menerapkan 25 keterampilan pelayanan primer kesehatan. Hal ini disampaikan oleh Dirjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, dr. Maria Endang Sumiwi, MPH, pada Senin (19/8/2024) di Hotel Horison Ultima, Timika.
Menurut dr. Maria, target nasional ini mengharapkan 800 ribu dari 1,1 juta kader Posyandu di seluruh Indonesia dapat memberikan pelayanan primer, mulai dari ibu hamil hingga lanjut usia (Lansia). Meski tiap daerah akan memiliki targetnya sendiri, pusat tetap menekankan agar pada tahun 2024, 70 persen kader sudah mampu memberikan layanan primer di Posyandu.
“Tahun ini harapannya bisa mencapai 70 persen, karena penguatan layanan primer ini sebenarnya baru kita mulai tahun lalu,” jelasnya.
Dalam kunjungan kerjanya di Timika, dr. Maria bersama tim memantau pelayanan kesehatan primer di beberapa fasilitas kesehatan seperti Posyandu Narani, Pustu Wonosari Jaya, dan Puskesmas Wania. Ia menekankan pentingnya pelayanan kesehatan primer untuk menjaga struktur kesehatan masyarakat.
“Kami senang melihat bahwa Posyandu mulai berjalan baik, sudah ada pertemuan rutin setiap bulan. Tinggal kita tingkatkan standar layanannya,” ujar dr. Maria.
Pelayanan di Posyandu di Timika dinilai sudah cukup baik, terutama dalam hal penimbangan, imunisasi, dan layanan kesehatan dasar. Namun, ia juga menyoroti perlunya memperluas layanan promotif dan preventif di Pustu. Sementara di Puskesmas Wania yang melayani hampir 100 kunjungan per hari, penguatan integrasi layanan primer dan skrining kesehatan menjadi fokus ke depan.
Pada tahun ini, ditargetkan Posyandu dapat melayani bukan hanya bayi, balita, dan ibu hamil, tetapi juga remaja, usia dewasa, dan Lansia. Di Papua Tengah, program ini akan segera diimplementasikan untuk menjaga stabilitas pelayanan kesehatan hingga tahun 2027, sehingga dapat mencegah lonjakan biaya kesehatan yang berpotensi menyebabkan defisit.
“Jika kita tidak menjaga ini, ada kemungkinan pelayanan kesehatan bisa mengalami defisit lagi,” tegasnya.
Penguatan pelayanan primer diharapkan dapat mengurangi kebutuhan masyarakat untuk pergi ke rumah sakit karena mereka sudah mendapatkan layanan yang memadai di Posyandu.(*)
Komentar