oleh

Disparbudpora Gelar Pelatihan Kerajinan Tangan untuk Masyarakat Amungme

TIMIKA, pojokpapua.id – Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpor) Kabupaten Mimika mengadakan pelatihan kerajinan tangan bagi masyarakat Suku Amungme, bertempat di Sekretariat Lemasa, Jalan Cenderawasih, pada Senin (19/8/2024). Pelatihan ini dibuka secara resmi oleh Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Mimika, Willem Naa, dan akan berlangsung selama lima hari ke depan.

Dalam pelatihan ini, para peserta diajarkan untuk membuat berbagai kerajinan tradisional, seperti ukiran, kalung, anyaman, pakaian adat perempuan (cawat), dan noken. Willem Naa menjelaskan bahwa tujuan utama dari kegiatan ini adalah meningkatkan keterampilan kesenian tradisional masyarakat Suku Amungme. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pengrajin, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, mengingat saat ini hasil kerajinan tangan dari suku tersebut masih minim terlihat dalam pameran budaya lokal.

“Pelatihan ini merupakan wujud nyata dukungan pemerintah terhadap pengrajin lokal. Kami berharap ke depannya, hasil karya seni khas Amungme dapat dipromosikan lebih luas,” ujar Willem Naa.

Kepala Disparbudpor, Jacob Toisuta, menambahkan bahwa pelatihan kerajinan tangan ini adalah program pertama yang diadakan untuk memenuhi permintaan masyarakat. Di masa mendatang, program serupa akan digelar bagi masyarakat Suku Kamoro. “Setiap tahun kami akan melaksanakan kegiatan seperti ini. Setelah Amungme, kami juga akan mengadakan pelatihan untuk masyarakat Kamoro,” ungkapnya.

Jacob juga mengungkapkan bahwa setelah pelatihan selesai, pemerintah akan menghargai hasil kerajinan dengan membeli produk-produk tersebut untuk dipajang di kantor-kantor Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan menjalin kerja sama dengan supermarket maupun bandara untuk memasarkan produk-produk tersebut.

Ketua Lemasa, Karel Kum, menyatakan apresiasinya atas langkah pemerintah ini. Menurutnya, seni anyaman dan ukiran dari Suku Amungme saat ini masih belum banyak dikenal publik. Melalui pelatihan ini, hasil karya seni akan dikembangkan dan diakomodir oleh lembaga adat untuk kemudian dipasarkan.

“Kami mendukung penuh pelatihan ini untuk pengembangan budaya Suku Amungme. Tugas kami adalah memastikan hasil pelatihan ini tersebar di wilayah kerja Lemasa,” tutup Karel.(*)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed