oleh

Dinkes Mimika Evaluasi Terapi Pencegahan TB

TIMIKA, pojokpapua.id – Dalam upaya memutus rantai penularan Tuberkulosis (TB), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika mengadakan evaluasi Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) untuk Tahun 2024. Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Horison Ultima Timika, dengan tujuan memperbaiki strategi pencegahan dan pengobatan TB di wilayah tersebut.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Mimika, Obet Tekege menyampaikan bahwa berdasarkan data sistem informasi TB tahun 2023, terdapat 2895 kasus TB di Kabupaten Mimika, yang mencerminkan angka kejadian sebesar 119 persen.

“Evaluasi TPT ini penting untuk memutus mata rantai penularan TB. Kami juga bertujuan memastikan bahwa seluruh indeks pasien TB dapat diinvestigasi kontaknya dan kontak tersebut memenuhi syarat untuk terapi pencegahan,” ujar Obet. Evaluasi ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi hambatan dalam pengobatan TB dan meningkatkan cakupan pemberian TPT pada kontak pasien TB di tahun 2024.

Evaluasi melibatkan berbagai pihak, termasuk juru TB dari 26 Puskesmas, RSUD, RSMM, serta klinik-klinik dan farmasi. Selain tenaga perawat, bagian farmasi juga dilibatkan untuk memastikan ketersediaan stok obat yang diperlukan bagi pasien.

Obet menjelaskan bahwa pelayanan pengobatan TB di Puskesmas selama ini telah berjalan dengan baik. Penanggung jawab program TB bersama juru TB telah menjalankan pengobatan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. “Jika juru TB menemukan pasien TB, proses terapi akan dilanjutkan di Puskesmas, seperti di Puskesmas Timika Jaya,” jelasnya.

Proses ini berlaku juga untuk pasien TB yang ditemukan di rumah sakit; pasien akan dikembalikan ke Puskesmas untuk mengikuti terapi lebih lanjut, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Puskesmas. “Rumah sakit tidak akan turun ke lapangan; itu adalah wilayah Puskesmas. Mereka yang akan menjalankan terapi untuk pasien TB,” tambah Obet.

Evaluasi ini juga menargetkan kelompok rentan seperti ibu hamil, bayi, balita, dan lansia, yang memiliki risiko tinggi terhadap kematian akibat TB. Dengan fokus pada kelompok ini, Dinkes berharap dapat mengurangi angka kejadian TB dan meningkatkan kualitas pengobatan serta pencegahan.(*)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed