TIMIKA, pojokpapua.id – Pada tahun 2041, kepemilikan saham Indonesia pada PT Freeport Indonesia akan bertambah menjadi 61 persen. Hal itu terjadi setelah permintaan pemerintah Indonesia untuk menambah 10 persen saham hampir final. Bahkan menurut Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, kesepakatan ini tinggal diformalkan.
Tony Wenas saat meninjau pelayanan operasi katarak gratis di RSMM Timika, Jumat (5/4/2024) menjelaskan bahwa penambahan 10 persen saham untuk Indonesia telah menjadi pembicaraan yang disepakati, dan akan diformalkan pada tahun 2041. Keputusan ini menunjukkan komitmen Freeport Indonesia untuk meningkatkan kemitraan dengan pemerintah Indonesia serta memperkuat kontribusinya terhadap pembangunan negara, terutama di wilayah Papua.
Lebih lanjut, Tony Wenas menegaskan bahwa Freeport Indonesia berkomitmen untuk terus memberdayakan masyarakat Papua. Perusahaan telah berinvestasi hampir Rp2 triliun dalam program investasi sosial tahun lalu.
“Dan itu kita lakukan terus sampai operasi penambahan ini selesai, apakah Tahun 2041, ataukah diperpanjang sampai 2061, atau bahkan mungkin lebih dari 2061. Selama cadangan masih ada kita masih bisa terus menambang secara aman berkelanjutan tentu saja memberikan manfaat yang lebih besar bagi bangsa dan negara khususnya bagi masyarakat Papua untuk penyediaan 30 ribu lapangan pekerjaan dan program community development,” terangnya.
Selain itu, Freeport Indonesia juga mendukung program hilirisasi oleh pemerintah dengan membangun smelter di Gresik. Smelter ini ditarget selesai tahun ini dan Freeport bisa memproduksi katoda tembaga, emas batangan dan perak batangan yang tentunya akan memberi manfaat lebih bagi bangsa dan negara.(*)
Komentar