TIMIKA, pojokpapua.id – Berada di ujung timur Indonesia, tepatnya di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah teradapat sebuah kota yang tak kalah dengan kota besar lainnya di Indonesia.
Kuala Kencana, sebuah kota yang didirikan PT Freeport Indonesia (PTFI) pada 5 Desember 1995 di area seluas17.078 hektar disebut menjadi kota moderen pertama di Indonesia. Kota yang didirikan untuk mendukung operasional serta mendukung perkembangan Kota Timika ini, dibangun dengan konsep ‘Kota Berwawasan Lingkungan’. Sebab kota yang berjarak sekitar 20 kilometer dari pusat kota Timika ini berada di tengah hutan tropis.
Memasuki kawasan Kuala Kencana kita dihadirkan dengan suasana alam yang terjaga rapi. Tidak ada kabel-kabel dan tiang listrik yang malang melintang, semua tertanam dengan rapi di bawah tanah. Di kiri-kanan jalan nampak pepohonan yang menjadi bagian asli dari hutan tropis. Flora dan fauna diperlakukan sebagai aset kota yang sangat berharga. Keragaman hayati ini dijaga oleh warga sekitar dan diawasi dengan ketat oleh petugas khusus.
Di pusat kota, terdapat gedung perkantoran, fasilitas umum dan sosial, serta tempat ibadah. Di tengah pusat kota, sebuah patung rancangan Nyoman Nuarta yang menjadi icon kota Kuala Kencana berdiri gagah di tengahvalun-alun. Fasilitas ini tidak hanya dinikmati warga yang bermukim di Kuala Kencana tapi juga warga Timika.
Suasana Kota Kuala Kencana yang asri dipadukan dengan konsep moderen ini menarik perhatian warga Kota Timika bahkan para pelancong. Tak heran Kuala Kencana kerap dijadikan tempat refreshing bagi warga Timika terutama di akhir pekan baik untuk berbelanja maupun sekadar berjalan-jalan. Bahkan para pelancong dari luar menjadikan Kuala Kencana sebagai destinasi yang wajib dikunjungi ketika berkunjung ke Timika.
General Superintendent Facilities Management PTFI, Samsul Arifin menjelaskan kota Kuala Kencana senantiasa memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan Timika sejak didirikan hingga memasuki usia 28 tahun. Salah satu kontribusi nyata kota Kuala Kencana bagi masyarakat Kabupaten Mimika adalah kehadiran Instalasi Pengolahan Air atau Water Treatment Plant (WTP) yang telah diresmikan Bupati Mimika Dr. Eltinus Omaleng, S.E., M.H. pada Oktober 2023 lalu sebagai upaya menyediakan sarana air bersih untuk masyarakat di kota Timika.
Dukungan ini merupakan kerja sama PTFI dan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Mimika senilaiUSD 10 juta dolar AS atau IDR 150 miliar rupiah. Saat ini, fasilitas ini sedang dalam tahap uji coba dan akanmemberikan fasilitas air bersih untuk mendukung peningkatan kualitas hidup warga Kota Timika.
Kota Kuala Kencana sukses memadukan unsur keberlangsungan lingkungan (sustainability) serta kebutuhan kehidupan masa kini. Selain itu, Kuala Kencana juga dijadikan sebagai benchmark pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur dan sempat menjadi lokasi lomba lari maraton, sertajalan cepat saat perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua.
“Sampai saat ini, kami terusmengelola Kuala Kencana secara baik sebagai kotatambang modern di Indonesia Timur. Kami berharapkehadiran Kuala Kencana dapat selalu berkontribusisecara positif, bahkan bisa memberikan dampak yang lebih besar lagi ke depannya,” kata Samsul.
Fakta penting lainnya, Kuala Kencana memiliki sistem pengendalian limbah dan pengelolaan sampah yang dimonitor secara berkala. Melalui sistem ini, Kuala Kencana berhasil meminimalisir angka kasus malaria karena suasana kota yang bersih. “Kami bekerja sama dengan Public Health & Malaria Control (PHMC) untuk mencegah perkembangan nyamuk malaria di area kami,” jelas Samsul.
Samsul Arifin mengatakan konsep hunian di Kuala Kencana memadukan antara unsur modern dan alam. Kota ini dibangun menyatu dengan alam dengan tetap menjaga banyak ruang terbuka hijau. Samsul juga mengungkapkan salah satu hal yang menarik saat berkeliling di kota ini adalah masih banyak ditemukan aneka fauna asli Papua yang hidup liar seperti Burung Cendrawasih, Kakatua Raja, Rangkong, Nuri Kepala Hitam, Kuskus, hingga Kasuari.
PTFI membangun kota modern Kuala Kencana akan terus menjaga kelestarian alamnya sebelum nantinya diserahkan kembali kepada Pemerintah Indonesia pada masa pasca tambang.(*)
Komentar