oleh

Dua Bulan Pencarian, Keselamatan Pilot Jadi Prioritas Utama

TIMIKA, pojokpapua.id – Operasi pencarian pilot Susi Air, Philip Mark Marthens oleh Satgas TNI dan Polri, hingga kini masih berlanjut dan diperluas ke empat kabupaten.  Berbagai upaya sudah ditempuh oleh Satgas TNI dan Polri, untuk membebaskan pilot berkebangsaan Selandia Baru tersebut.

Kasatgas Gakkum Damai Cartenz, Kombes Pol I Gusti Gde Era Adhinata, SIK mengatakan dalam pelaksanaan operasi pencarian, tim gabungan TNI dan Polri banyak menemukan kendala di lapangan.
“Sampai saat ini sudah kurang lebih 2 bulan. Namun kami masih melakukan penjejakan, dan pencarian. Adapun kendala di lapangan memang kita ketahui bersama bahwa, medan di Papua adalah pegunungan dengan ketinggian. Kemudian curah hujan yang tinggi, lengkap dengan suhu yang rendah serta beberapa wilayah yang sangat sulit untuk dijangkau,”kata Kombes Era pada Senin (10/4/2023) kemarin.

Ia menjelaskan bahwa proses pencarian terhadap pilot masih terus berlanjut, dengan tetap memprioritaskan keselamatan pilot tersebut. “Kami mohon waktu, sementara ini tim sedang melakukan pencarian dan penjejakan. Tentu banyak kendala yang dihadapi, khususnya kondisi alam di wilayah Puncak Trikora. Sehingga kita perlu bertahap, dan yang paling utama saat ini adalah keselamatan dari pada pilot itu sendiri,”ucap Kasatgas Gakkum.

Sementara itu Dankolaksops TNI, Brigjen TNI J.O. Sembiring yang memimpin operasi pencarian pilot Susi Air juga menegaskan tim gabungan sampai saat ini, masih terus melakukan pencarian keberadaan pilot Susi Air, baik melalui komunikasi dengan Pemda dan para tokoh, serta melalui penegakan hukum.
“Semua kegiatan ini memerlukan waktu yang tidak singkat, karena kita memprioritaskan keselamatan pilot sebagai yang utama,”ucapnya.

Lebih lanjut Brigjen Sembiring menegaskan bahwa terkait proses pencarian pilot Susi Air, telah berkembang narasi yang dibuat juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sabom bahwa TNI dan Polri sedang melakukan operasi militer, pihaknya membantah isu tersebut.

“Perlu saya tegaskan bahwa hal tersebut tidak benar. Yang benar adalah selama ini kami melakukan Smart Approach yaitu Soft Approach, dan Hard Approach melalui negosiasi dan penegakan hukum yang dilakukan oleh tim gabungan,”tegas Dankolaksops TNI.

Sehingga ia menekankan bahwa TNI dan Polri hadir di tengah-tengah masyarakat, untuk sama-sama membangun Papua. “Kami mewakili negara hadir sampai ke pelosok dan daerah terpencil untuk bersama masyarakat membangun Papua. Para pelaku teror ini, adalah penghambat pembangunan di Papua yang harus menjadi musuh bersama bagi siapa saja yang ingin Papua lebih maju lagi,”kata Brigjen Sembiring.(*)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed