oleh

MUI Gelar Kajian Ilmiah dan Beri Penghargaan Bagi 40 Penghafal Al-Qur’an

TIMIKA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Mimika mengadakan kajian ilmiah moderasi beragama di Aula Cendrawasih Hotel Serayu, Rabu (22/6/2022). Kegiatan ini sekaligus dirangkaikan dengan pemberian anugerah berprestasi kepada 40 penghafal Al-Quran.

Ketua MUI Mimika, H M Amin Ar, SAg mengatakan MUI memandang perlu mengadakan kajian ilmiah dengan materi moderasi beragama agar khususnya umat Islam cara pandanganya beragama lebih moderat. Artinya umat Islam mengambil jalan Wasathiyah adalah keseimbangan antara keyakinan (yang kokoh) dengan toleransi.

Ia menyebut, dalam pandangan sang pencipta, semua manusia sebutnya adalah sama yakni sama-sama hamba Tuhan yang tidak ada kriteria lebih. Manusia bisa bernilai lebih apabila bertaqwa. Untuk membangun harmoni kebersamaan antar umat beragama di Kabupaten Mimika dengan keheterogenanya yang beragam suku dan agama. Dengan keberagaman ini bagaimana umat membangun kebersamaan ini sehingga betul-betul hanya bukan slogan atau aksesoris tetapi hakekat kebersamaan.

“Jadi sekali lagi moderasi beragama, bukan agamanya yang dimodernkan, tetapi cara pandang keadaan kita ke depanya,” ujar Ustadz Amin.

Lanjutnya, umat Islam diharapkan lebih paham akan moderasi beragama karena saat ini juga sedang dilanda masalah dengan munculnya kelompok jamaah khilafah Islamiyyah di Jawa dan Makassar. Melihat hal ini, ia harap tidak ada lagi kelompok keagamaan seperti ini di negara. Semua sebutnya harus bersama didalam bingkai NKRI. Tidak ada lagi persoalan untuk membentuk negara, karena sudah final negara ini adalah dalam bingkai NKRI.

Setelah kajian ilmiah ini ia harapkan umat Islam berpikir di tengah artinya tidak ke kiri yakni PKI dan ke kanan yakni aliran sesat. “Jadi kita (umat Islam) mengambil jalan tengah,” pungkasnya.

Senada dengan hal itu, Dr Ir H Abdul Aziz Qahar Mudzakkar, MSi selaku Anggota senator DPD RI Tiga periode dan Ketua HMI Cabang Ujung Pandang (1987-1988) yang bertindak sebagai pemateri mengungkapkan dengan thema moderasi beragama sebagai perekat dan pemersatu bangsa maka pada intinya bagaimana umat tetap berada pada keyakinan agama masing-masing.

Umat kata dia tetap hidup rukun baik internal agama yang berbeda pendapat maupun agama lain. “Jadi kita tetap satu bangsa yang punya kesetaraan, hak hidup beragama dan harus mengedepankan kebersamaan,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Mimika Ustadz H Thalib Elwahan menyebut toleransi umat beragama di Kabupaten Mimika terjalin dengan sangat baik. Hal ini bisa secara tidak langsung terlihat dalam keterlibatan umat beragama dalam aksinya ikut menjaga keamanan dan ketertiban saat hari besar keagamaan. Ia harapkan umat beragama di Mimika terus terjalin dengan baik.

Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan pemberian anugerah sebagai bentuk dukungan dan apresiasi kepada para generasi muda yang telah berhasil menghafal 30 juz Al-Qur’an, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Mimika memberikan penghargaan kepada 40 anak dan remaja.

MUI memberikan anugerah prestasi kepada 40 anak yang telah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an 30 juz di Aula Cenderawasih Hotel Serayu, Rabu (22/6/2022).

Ketua MUI Mimika, Kiyai H M Amin AR, SAg menyebut dalam kurun waktu sejak Tahun 2016 geliat menghafal Al Qur’an anak-anak Timika sudah bisa dilihat hasilnya. Saat ini di Tahun 2022 berdasarkan laporan ke MUI ada 40 anak hafidz dan hafidzah yang hafal 30 juz Al-Qur’an.

Kata Ustadz Amin, untuk menghafal 30 juz Al-Qur’an adalah hal yang cukup sulit. Kepada 40 anak yang dikategorikan lahir besar Timika atau besar di Timika, dan berhasil menghafal 30 juz Al-Qur’an, maka diberikan penghargaan.

Penghargaan ini diberikan juga kata Ustadz Amin karena pihaknya bercita-cita lima tahun ke depan untuk mengisi imam masjid pada sholat tarawih tidak perlu lagi Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM) datangkan imam dari luar Timika dengan konsekwensi yang besar.

DKM kata dia minimal harus siapkan Rp 30-40 juta untuk insentif imam yang didatangkan dari luar ini. Untuk mempersiapkan ini, maka jadi nikmat bagi umat Muslim yang ada di Timika. Bisa dibayangkan jika Timika datangkan 18 orang imam dari luar Timika, maka biaya yang dikeluarkan oleh DKM juga sangat besar. Jika ada dari Timika sini, maka biaya bisa lebih minim. Untuk hal ini, masjid Babussalam tambah Ustadz Amin, juga sudah memulai mempersiapkan anak-anak hafidz dan Hafidzah tersebut.(*)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed