TIMIKA – Dalam upaya untuk merawat Kebhinekaan di tengah arus modernisasi ini, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Mimika mengadakan dialog wawasan kebangsaan. Mengangkat thema menjaga toleransi dan merawat kebhinekaan, kegiatan yang diadakan pada
Kamis (9/6/2022) di Hotel Horison Diana Timika ini diikuti oleh ratusan peserta dari lintas agama, organisasi kemasyarakatan, organisasi keagamaan, organisasi wanita dan organisasi kepemudaan, Bakesbangpol serta Forkompinda.
Ketua PWNU Provinsi Papua, Dr H Toni Wanggai menyebut penerapan nilai-nilai kebangsaan, menjaga empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI yang sampai saat ini yang sudah mulai luntur baik dengan adanya pergerakan transnasional keagamaan, radikalisme, paham-paham sosialisme, rasisme, komunisme yang kemudian perlu adanya kegiatan yang membangun nasionalisme kebangsaan.
Dengan adanya kegiatan seperti saat ini, masyarakat kata dia akan menyadari jika kebhinekaan adalah asset yang sangat berharga yang harus dijaga karena tidak dimiliki oleh bangsa lain. Seluruh masyarakat di Timika dan Papua, bahkan Indonesia, empat pilar kebangsaan ini harus dijaga, dirawat karena sebagai dasar untuk menciptakan sebuah negara yang sejahtera.
Senada dengan hal itu, Ketua PCNU Mimika, Imam Mawardi menyebut kegiatan yang diadakan oleh pengurus PCNU dan Pemda Mimika yakni Bakesbangpol ini diadakan dengan melihat situasi dan kondisi saat ini serta akan dihadapkan juga dengan pesta politik di tahun 2024. “Diselenggarakan dengan niat rasa nasionalisme semakin tinggi sehingga bela negara kepada bangsa semakin kuat,” jelasnya.
Dalam kesempatan ini, Imam Mawardi menyebut NU sangat mencintai adat istiadat Papua yang salah satunya dengan memberikan kenang-kenangan kepada semua peserta kegiatan dengan noken yang bisa disebut dengan NUken atau kepanjangan dari “NU kenceng”. NU kata dia semakin kenceng karena bisa menjadi pimpinan dan bisa dipimpin dan dengan adanya perbedaan dapat disatukan dalam kebhinekaan.
Menanggapi kegiatan ini, Plh Sekda Mimika, Jeni Ohestina Usmany menyebut
jumlah penduduk per Desember tahun 2021 sebanyak 311.925 jiwa. Terdiri dari suku Amungme Kamoro, lima suku kekerabatan dan suku-suku di Indonesia. Mimika sebagai minatur suku di Indonesia. Lapisan masyarakat tidak luput dari perbedaan kultur, adat, istiadat, budaya dan agama memungkinkan adanya gesekan antar masyarakat. Namun dari dukungan semua masyarakat kata dia, maka keamanan dan ketertiban masyarakat terus terjaga.
Sementara itu, mengenai pesta demokrasi tahun 2024 diadakan Pemilu legislatif, presiden dan kepala daerah diharapkan tidak terjadi perpecahan. Maka semua pihak wajib jaga toleransi yang sudah terjaga dengan sangat baik di Kabupaten Mimika. Selaras dengan semboyan negara Bhineka tunggal Ika. Maka Mimika diharapkan dapat terus menjaga toleransi, perbedaan dan mewujudkan Mimika yang aman damai dan sejahtera.
Lainya, Ketua panitia, Ibnu Hamid, SPd mengungkapkan diadakannya dialog kebangsaan ini sebagai wujud upaya untuk menyulam kekuatan demi mencapai kesadaran yang hakiki soal pentingnya toleransi antar umat beragama serta merawat semangat kebhinekaan yang ada di Kabupaten ini. Sementara tujuan kegiatan adalah untuk memberikan energi positif kepada seluruh elemen masyarakat terkait bagaimana menjaga tatanan kehidupan yang elok tanpa menganggu dan merusak nilai-nilai keragaman, mendapat subsidi pemikiran yang baru dan lebih fleksibel untuk menyatukan perbedaan warna kulit, ras, agama dan budaya, memberikan pemahaman yang original kepada kita semua bahwa sikap negara tidak otoriter kepada masyarakatnya.
Komentar