TIMIKA – Pengurangan tenaga kesehatan yang berstatus honorer sangat disayangkan oleh banyak kalangan. Apalagi ratusan honorer yang diberhentikan sebagian besar sudah lama mengabdi terutama di wilayah pedalaman.
Ketika kabar pemberhentian beredar, para nakes honorer bahkan berada di tempat tugas. Seperti di Puskesmas Kokonao, ketika ditemui Rabu (13/4/2022) para nakes mengaku belum mengetahui status mereka apakah kontraknya berlanjut atau tidak.
Namun Kapus Kokonao, Muhammad Murri menyatakan menolak SK terbaru yang banyak memberhentikan tenaga honorer. Alasannya, tidak sesuai dengan yang diusulkan oleh Puskesmas.
Puskesmas Kokonao memiliki 59 honorer termasuk tenaga cleaning service, mekanik yang merupakan masyarakat asli Kokonao. Sementara PNS hanya 16 orang, sehingga menurut Murri, honorer sangat dibutuhkan.
Dalam pengusulan, Puskesmas diminta melakukan mengajukan nama, masa kerja, STR, bahkan syarat vaksin booster. Itu syarat yang ditentukan oleh dinas. “Kita hanya mengusulkan nama ke dinas, dari sana yang tentukan,” ujar Murri.
Sesuai kebutuhan, maka Puskesmas Kokonao tetap mengusulkan semua honorer agar tetap dipekerjakan. Namun setelah keputusan, ia kaget karena tidak sesuai. “Program Puskesmas semakin berat, beban kerja dicantumkan supaya tenaga kami tidak dicopot,” katanya.
Ia berharap, Bupati, Sekda dan Kadinkes bisa mempertimbangkan kebutuhan Puskesmas dengan mempekerjakan para honorer yang diberhentikan.(*)
Komentar