oleh

Terapkan Sistem Shift, Puskesmas Alama Pastikan Layanan Tetap Berjalan

TIMIKA –  Pelayanan kesehatan di Puskesmas Alama dipastikan tetap berjalan seperti biasanya. Kepala Puskesmas Alama, Saulus Pokniangge mengatakan pelayanan kesehatan dasar dan rutin tetap dijalankan dengan menerapkan sistem shift bagi para petugas kesehatan.

Saulus Pokniangge, Jumat (25/03/2022) mengatakan pada 29 Maret  2022, petugas kesehatan yang merupakan shift kedua  akan bertolak kembali ke tempat tugas menggantikan shift pertama. Dinas Kesehatan pun sudah menyiapkan transportasi berupa helikopter menuju ke Alama. “Kami dari Puskesmas hanya menyiapkan tenaga, Puji Tuhan Dinas Kesehatan yang fasilitasi cooper untuk kami naik kembali ke tempat tugas,” kata Saulus.

Ia menyebut ada 9 jenis tenaga kesehatan yakni dokter, apoteker, analis kesehatan, perawat, bidan, tenaga kesehatan lingkungan (kesling) dan tenaga penunjang lainnya. Sembilan petugas kesehatan ini nantinya akan melakukan pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rutin, imunisasi dan Posyandu balita.

Sementara untuk masalah keamanan di Distrik Alama, Saulus mengatakan kondisi aman dan terkendali. Walaupun di wilayah pegunungan lainya ada yang kurang aman, namun ia berani memastikan jika situasi keamanan di Distrik Alama aman. “Kalau di Alama aman, saya berani katakan aman karena saya sudah pastikan dari masyarakat,” jelasnya.

Adapun pelayanan kesehatan yang dilakukan selama ini digunakan sistim shift yakni petugas kesehatan akan tinggal selama dua bulan di Alama, barulah dilakukan penggantian penugasan petugas kesehatan untuk shift ke dua. “Jadi shift pertama itu sudah, mereka turun karena habis jadi mereka turun duluan, ini kita yang shift ke dua ini mau naik dengan copper dari Dinas Kesehatan,” jelasnya.

Untuk shift pertama yang lalu, Puskesmas sendiri yang membeli tiket subsidi penerbangan untuk naik ke Alama sebab hanya tiga petugas kesehatan untuk pelayanan kesehatan dasar saja. Namun, untuk shift ke dua kali ini, karena untuk pelayanan kesehatan menyeluruh, maka Dinas Kesehatan akan membantu transportasi.

Dari pelayanan selama ini, menurut data 10 besar penyakit yakni penyakit ISPA menempati urutan pertama, disusul sakit-sakit tulang, kemudian diare dan malaria ada diurutan terakhir sebab penyakit ini hanya penyakit bawaan dari masyarakat yang datang dari Timika. Masyarakat lokal yang menetap di Alama sebutnya, tidak akan terkena malaria karena di sana bukan endemik malaria.

Selain pelayanan kesehatan dasar dan rutin yang dilakukan di Puskesmas Alama, dalam waktu dekat akan dilaksanakan juga agenda Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang akan dilakukan oleh tim dari Dinas Kesehatan. Riskesdas ini kata dia dilakukan di Puskesmas Alama yang masuk dalam wilayah penelitian tim Dinas Kesehatan dari Puskesmas di wilayah pegunungan lain.

Khusus untuk Distrik Alama dengan jumlah Rumah Tangganya besar yakni 198 KK. Ratusan rumah tangga yang ada ini harus didata dan ditemui untuk dijadikan acuan penelitian Riskesdas. Ini juga dilakukan guna melihat potret kondisi pelayanan kesehatan apakah ada kemajuan, angka kesakitan naik atau menurun, angka kelahiran ibu dan anak apakah meningkat atau menurun. “Jadi setelah kita lihat angkanya apakah ada gep, oh ternyata masalah ini masih muncul misalnya, barulah kita akan melakukan intervensi,” imbunya. (*)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed