TIMIKA – Keberadaan Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kabupaten Mimika harus didukung oleh pemerintah daerah. SLB Negeri yang berlokasi di samping Lapangan Futsal SP2-SP5 ini menunjang anak-anak berkebutuhan khusus. Maka, Pemerintah Daerah diminta untuk tidak tutup mata membangun gedung SLB Negeri. Pembangunan gedung SLB Negeri yang baru harus dilakukan sebab sudah ada lahan, namun belum jelas kapan akan dibangun.
Harapan agar Pemda tidak menutup mata untuk membangun gedung SLB Negeri ini terungkap dalam agenda reses Wakil Ketua II DPRD Mimika, Yohanis Felix Helyanan di SLB Provinsi Papua, Kamis (24/03/2022).
Politisi PDIP yang akrab disapa Jhon Tie ini mengatakan, karena situasi di SLB ini sangat miris dan didapati info jika ada lahan tetapi belim tahu siapa yg membangun.
“Keluhan dari pak kepala sekolah akan kami rampungkan untuk nanti didorong ke Pemda. Walaupun peganganya tanggungjawab provinsi, namun pemda Mimika tak boleh tutup mata untuk membangun SLB karena membina anak-anak Mimika.
Jhon Tie mengungkapkan rasa haru setelah melihat keberadaan SLB ini. Dari Kunker di SLB ini sebutnya sebagai bentuk kepedulian karena melihat minimnya perhatian dari pemerintah untuk SLB ini.
Dalam kesempatan ini, Jhon Tie mengatakan jika secara pribadi ia bisa memberikan pikiran dan membantu angkutan sekolah. “Akan saya perjuangkan dan kalau bisa tahun depan. Karena dewan ini akan didorong soal transportasi,” ungkapnya.
Lanjutnya, untuk mendukung bidang pendidikan, anggaran telah dikucurkan sebesar Rp 600 milyar. Dengan dana yang sangat besar ini, diharapkan Dinas Pendidikan juga bisa melihat keberadaan SLB ini.
Pemda Mimika harus bisa memberikan bantuan hibah. Saya tidak cerita muluk dan apanya, saya serap untuk kepentingan adik- adik, ini akan jadi laporan saya. Ini bisa jadi wujudkan untuk bisa membantu kami karena anak-anaknya keterbatasan,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SLB Sunardin mengatakan jika lokasi sekolah ini bermasalah. Saat ini kata dia sudah disiapkan lahan di Jalan Hasanudin. “Menjadi persiapan sekarang adalah belum ada pembangunan. Kalau kami disuruh pindah belum bisa karena belum ada bangunan. Informasi pembangunan harus dibangun dari Provinsi Papua,” ungkapnya.
Sunardin juga mengungkap jika sampai saat ini jumlah siswa terdaftar sebanyak 97 orang yang terdiri dari anak-anak berkebutuhan khusus mulai dari anak tuna netra, tuna rungu, distabilitas intelektual, secara fisik di bawah rata-rata dan tuna daksa.
Untuk jenjang pendidikan yakni adanya SD, SMP dan SMA SLB dalam satu atap.
Kata dia, bila nelihat secara langsung apa kondisi nyata di di SLB negeri Timika ini sangat terbatas jumlah guru. Namun, lanjutnya karena doa bersama, maka bisa berjalan dengan lancar. Anak-anak juga selain belajar akademik, guru membekali mereka dengan keterampilan atau skill. Ini dilakukan agar ketika tamat dari sekolah, anak-anak mempunyai keterampilan baik di bidang tata boga, aksesoris maupun membatik.
“Dibalik kekurangan ini kami masih butuh lengkapi dan dibawah provinsi tapi melayani masyarakat anak-anak Mimika. Semua tanggungjawab provinsi Papua. Kami punya kebutuhan harus sama ke Provinsi. Kami mohon bantuan perhatian Pemda Mimika karena kami melayani anak anak Mimika,” ungkapnya.
Komentar