TIMIKA, pojokpapua.id – Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi Sumber Daya Mineral (Disnakertrans dan ESDM) Provinsi Papua Tengah mengadakan diskusi panel untuk mengevaluasi penerimaan tenaga kerja serta strategi peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Orang Asli Papua (OAP), Jumat (29/11/2024) di Hotel Swiss Belinn, Timika.
Plt Kepala Disnakertrans dan ESDM Papua Tengah, Gunawan Iskandar, menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi hasil penerimaan tenaga kerja dan mengukur efektivitas upaya peningkatan kapasitas SDM OAP.
“Tahun lalu kami mengadakan pameran kerja (job fair), tetapi evaluasi terhadap hasilnya belum pernah dilakukan. Dari job fair itu, sebanyak 476 orang diterima oleh 63 perusahaan yang membuka lowongan. Saat ini, kami ingin melihat apakah mereka sudah benar-benar terekrut dan telah menerima pelatihan,” jelas Gunawan.
Gunawan menyoroti tingkat pengangguran di Mimika, yang mencapai sekitar 6.000 orang, sebagai tantangan besar. Dengan keberadaan perusahaan tambang raksasa seperti PT Freeport Indonesia, ia menegaskan pentingnya memberikan prioritas perekrutan kepada OAP atau warga asli yang lahir dan besar di wilayah tersebut.
“Perusahaan harus memprioritaskan anak-anak asli pemilik tanah ini. Setelah itu, barulah bisa membuka ruang untuk pihak lain. Jika kesempatan tidak diberikan sekarang, kapan lagi kita memprioritaskan mereka?” tegasnya.
Pemerintah Provinsi Papua Tengah berencana melakukan intervensi terhadap kebijakan perekrutan tenaga kerja di perusahaan-perusahaan besar dan subkontraktor, termasuk yang bermitra dengan PT Freeport Indonesia. Intervensi ini juga mencakup kerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan peningkatan SDM OAP.
Gunawan menekankan bahwa pelatihan yang diikuti oleh penyediaan peralatan kerja merupakan langkah kunci. “Mereka tidak membutuhkan modal besar. Setelah dilatih, berikan peralatan agar mereka bisa memulai pekerjaan. Ini penting untuk membantu mereka berkembang,” tambahnya.
Ia juga menyoroti bahwa peningkatan SDM berpotensi besar dalam mengurangi angka kemiskinan di Papua Tengah. Pelatihan yang diikuti oleh dukungan peralatan kerja memungkinkan OAP untuk mandiri secara ekonomi.
“Pelatihan ini adalah upaya untuk mengurangi kemiskinan. Mereka dilatih, diberi modal berupa alat, sehingga bisa langsung bekerja,” kata Gunawan.(*)
Komentar