GRESIK, pojokpapua.id – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meresmikan produksi Smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur, Senin. Peresmian ini menandai babak baru dalam upaya pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah dari pemanfaatan sumber daya alam Indonesia.
Acara peresmian diawali dengan kunjungan Presiden beserta para menteri ke area smelter dan
refinery didampingi oleh Presiden Direktur PTFI Tony Wenas. Presiden meninjau proses produksi katoda tembaga dan menandatangani katoda tembaga pertama sebagai simbol dimulainya produksi.
Presiden mengapresiasi pembangunan smelter PTFI tepat waktu, sehingga dapat memurnikan
seluruh hasil pengolahan konsentrat tembaga di dalam negeri, serta berkontribusi dalam
mewujudkan visi Indonesia sebagai negara industri yang maju dan mandiri. Presiden
menekankan pentingnya hilirisasi mineral sebagai kunci untuk meningkatkan daya saing
Indonesia di tingkat global.
“Pembangunan Smelter PT Freeport Indonesia ini merupakan usaha kita untuk menyongsong
Indonesia menjadi negara industri maju yang mengolah sumber daya alamnya sendiri dan tidak mengekspor sekali lagi mentahan atau raw material,” kata Presiden.
Presiden mengatakan Smelter PTFI merupakan pelaksanaan dari gagasan hilirisasi yang
merupakan pondasi ekonomi baru Indonesia yang tidak bertumpu pada konsumsi domestik. “Kita ingin bertumpu pada produksi, produktivitas dari perusahaan-perusahaan baik BUMN maupun swasta,” katanya.
Dalam sambutannya Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan keberadaan Smelter PTFI
penting dalam pembangunan Indonesia dan merupakan komitmen Presiden terhadap hilirisasi pertambangan. “Ini merupakan komitmen Presiden, bagaimana Bapak punya visi, Bapak mendorong, mengawal dan mengawasi, juga memastikan ini terjadi. Bagaimana menjalankan kepastian untuk pertumbuhan ekonomi bangsa,” katanya.
Presiden Direktur PTFI Tony Wenas menekankan bahwa penyelesaian dan pengoperasian
smelter ini merupakan pemenuhan komitmen PTFI terhadap Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), dukungan kepada program hilirisasi pertambangan yang dicanangkan Pemerintah serta bukti nyata kontribusi dalam membangun Indonesia yang lebih maju.
“Hari ini kami telah mencapai sejarah penting dalam perjalanan menjadi perusahaan tambang
tembaga terintegrasi dari hulu hingga ke hilir. PTFI mengoperasikan tambang bawah tanah
terbesar di dunia, smelter single line terbesar di dunia, produsen katoda tembaga terbesar di
dunia, menjadikan PTFI sebagai pertambangan terintegrasi hulu-hilir terbesar di dunia,” kata
Tony.
Acara peresmian ditutup dengan prosesi penandatanganan prasasti yang dilakukan oleh
Presiden Joko Widodo didampingi oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri BUMN Erick
Thohir, Menteri Investasi Rosan Roeslani, Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono, Pj Gubernur Papua Tengah Ribka Haluk, Bupati Gresik Fandi Akhmad Y, Presiden Direktur PTFI Tony Wenas, Chairman of the Board of Freeport-McMoRan Richard Adkerson, President and CEO Freeport- McMoRan Kathleen Quirk, serta jajaran pejabat pemerintah lainnya.
Dengan dimulainya produksi smelter ini, PTFI telah berhasil mewujudkan pengolahan dan
pemurnian terintegrasi dalam negeri, mulai dari hulu hingga hilir. Hal ini sejalan dengan amanat Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang diberikan pemerintah untuk menuju Indonesia sebagai negara industri yang maju dan mandiri.(*)
Komentar