oleh

PFA Target Jadi Lima Akademi Sepak Bola Terbaik di Indonesia

TIMIKA, pojokpapua.id – Kabupaten Mimika telah menjadi salah satu pusat kelahiran atlet berbakat dalam cabang olahraga atletik dan sepak bola, berkat dukungan PT Freeport Indonesia (PTFI) yang tidak hanya membangun infrastruktur fisik, tetapi juga mengembangkan talenta muda melalui Papua Athletic Center dan Papua Football Academy (PFA).

Superintendent Media Relation Corporate Communication PTFI, Karel Luntungan, menjelaskan bahwa dua akademi ini telah melahirkan atlet yang berprestasi tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga di kancah internasional.

Direktur Papua Football Academy, Pikal Wolfgang, menjelaskan perkembangan pesat PFA dalam mencetak talenta muda sepak bola. Pada Juni 2024, PFA berhasil melepas 24 pemain dari angkatan pertama, di mana 21 pemain telah diterima di akademi sepak bola elite di Jawa. Empat di antaranya bergabung dengan Persija, sementara yang lainnya diterima di ASIFA Malang, Safin Pati Academy, dan Kudus.

“Kami mempersiapkan anak-anak usia 14 tahun agar siap bersaing, meski menjadi minoritas di Jawa. Beberapa pemain kami juga telah terpilih untuk berkompetisi di Elite Pro Academy PS Biak U-16 dan akan dipinjamkan untuk kesempatan pengembangan lebih lanjut,” ujar Wolfgang.

Angkatan kedua PFA juga berpartisipasi dalam kompetisi mini liga dan turnamen di Safin Pati, Jawa. Wolfgang mengakui bahwa kualitas lawan di Timika sulit untuk memenuhi standar uji coba yang dibutuhkan, sehingga partisipasi dalam turnamen di luar Papua menjadi sangat penting untuk perkembangan anak-anak didiknya.

“PFA terus berkembang dengan menambah 30 anak baru yang berbakat luar biasa, berasal dari 19 kota di seluruh Papua, meningkat dari sebelumnya hanya 3 kota,” tambah Wolfgang.

Visi jangka panjang PFA hingga 2025 termasuk partisipasi dalam Piala Soeratin dan mengirimkan dua pemain terbaik mereka untuk mengikuti seleksi di akademi klub Bundesliga di Eropa. Selain itu, PFA juga merencanakan pelaksanaan turnamen Freeport Cup dan Grass Root Freeport Cup, serta coaching clinic yang mencakup pelatihan khusus penjaga gawang, yang langka dilakukan di daerah ini.

“Tahun lalu, PFA turut serta dalam turnamen Barati Cup di Bali, salah satu turnamen terbesar setara dengan mini timnas, dan kami berhasil menjadi runner-up. Tiga pemain kami bahkan terpilih untuk mengikuti turnamen di Swedia, namun harus ditunda hingga tahun depan,” jelas Wolfgang.

Ia menegaskan pentingnya olahraga bagi anak-anak Papua, yang memiliki talenta besar dalam sepak bola. Dengan dukungan aktif pemerintah dan Asosiasi Kabupaten (Askab) Mimika, Wolfgang berharap lebih banyak kegiatan olahraga dapat diselenggarakan sehingga lebih banyak anak-anak Papua bisa berkembang.

Asisten Pelatih PFA, Kelly Pepuho, menambahkan tantangan dalam membina anak-anak Papua dari berbagai daerah. “Kami berfokus pada perubahan mental anak-anak Papua. Dengan mental yang baik, mereka akan menjadi pemain sepak bola yang lebih baik. Selain itu, kami juga menanamkan keterampilan hidup pada anak-anak usia 12-14 tahun.”

PFA menargetkan untuk menjadi salah satu akademi sepak bola terbaik di Indonesia dalam lima tahun ke depan, dengan fokus utama pada pengembangan sepak bola dan karakter pemain muda. (*)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed