oleh

Cuaca Buruk Mengganggu Aktivitas Penerbangan di Papua

TIMIKA, pojokpapua.id – Cuaca buruk menjadi salah satu hambatan utama bagi aktivitas penerbangan di Provinsi Papua. Dari posko angkutan lebaran 1445 Hijriah di Bandar Udara Mozes Kilangin Timika, terungkap bahwa arus mudik dan arus balik lebaran tahun ini dari dan ke Papua terganggu oleh kondisi cuaca yang buruk.

Kepala Otoritas Bandar Udara (Kaotban) Wilayah X Merauke, Asep Kosasih Samapta, pada Kamis (18/4/2024), menyatakan bahwa cuaca yang tidak bersahabat di wilayah Papua menyebabkan gangguan dalam penerbangan, mulai dari keterlambatan hingga penundaan penerbangan.

“Akibat cuaca yang kurang menguntungkan di Papua, terjadi manajemen delay, namun kami telah mengelolanya sesuai ketentuan yang berlaku,” ujar Asep.

Para penumpang yang terdampak oleh gangguan penerbangan sudah diberikan kompensasi oleh maskapai penerbangan, dan pemberian kompensasi ini dipantau secara ketat oleh otoritas bandar udara. Upaya ini dilakukan untuk memastikan bahwa setiap maskapai yang menunda penerbangannya memberikan kompensasi sesuai dengan regulasi yang berlaku. Selain itu, perhatian lebih juga diberikan kepada penumpang dengan disabilitas untuk memastikan bahwa mereka diperlakukan dengan baik.

“Kami telah menyampaikan kepada maskapai dan bandara bahwa pelayanan bagi penumpang disabilitas harus diprioritaskan,” ungkap Asep.

Di sisi lain, terdapat catatan pertumbuhan khusus Kabupaten Mimika yang menunjukkan angka di atas rata-rata. Tingkat keberhasilan On Time Performance (OTP) ditargetkan mencapai 75 persen, namun Timika mencapai 77,6 persen. Begitu pula dengan pertumbuhan penumpang dan kargo yang juga menunjukkan angka di atas target. Selama bulan Ramadan, pertumbuhan kargo bahkan mencapai 19,28 persen.

Setelah penutupan Posko Angkutan Lebaran 1445 Hijriah, terjadi dinamika penerbangan di wilayah Papua. Arus mudik lebaran tahun ini di Papua melampaui target nasional sebesar 6 persen, dengan pertumbuhan arus mudik lebaran melalui transportasi udara di atas 25 persen. Hal ini terjadi berkat kerja sama antara maskapai penerbangan, otoritas bandar udara, unit pengelola bandar udara, airnav, dan lintas sektor.

Helmy Fathurrokhman, Kepala Cabang Pembantu Airnav Timika, menyebutkan bahwa cuaca buruk memang menjadi kendala dalam penerbangan. Sebagai contoh, Maskapai Lion Air pernah mengalami kesulitan melakukan pendaratan akibat cuaca buruk, sehingga pendaratan dialihkan ke Timika.

Sementara itu, jumlah penerbangan dari dan ke Timika selama arus mudik lebaran tahun ini mencapai 120-150 kali. Meskipun demikian, secara keseluruhan, jumlah penerbangan tersebut tetap sama atau relatif datar dibandingkan dengan arus mudik lebaran tahun sebelumnya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed